Komoditas Pangan Picu Inflasi Bulan Mei di Sumbar, Bencana dan Jalan Nasional Putus jadi Faktor Pemicu
PADANG (5/6/2024) - Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, M Irfan Sukarna mengungkapkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi 0,51% (mtm) pada Mei 2024.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,30% (mtm).
"Komoditas utama yang memengaruhi perkembangan harga tersebut adalah naiknya harga berbagai komoditas pangan," ungkap Irfan dalam pernyataan tertulis yang diterima tentang perkembangan IHK Sumatera Barat pada Mei 2024 berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis BPS Sumatera Barat, Rabu.
Secara tahunan, terang dia, Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 4,17% (yoy) pada Mei 2024, lebih tinggi dibandingkan April 2024 sebesar 3,81% (yoy).
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
Secara spasial, seluruh kabupaten/kota penghitung inflasi Provinsi Sumatera Barat mengalami inflasi dengan Kota Padang mencatatkan yang tertinggi.
Kota Padang dengan bobot dominan di kisaran 63% terhadap IHK Sumatera Barat mencatatkan inflasi 0,70% (mtm), lebih tinggi dibandingkan realisasi April 2024 yang deflasi 0,26% (mtm).
Kabupaten Pasaman Barat tercatat inflasi 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang deflasi 0,80% (mtm).
Kabupaten Dharmasraya mencatatkan inflasi yang lebih rendah yakni sebesar 0,02% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,03% (mtm).
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
Sementara, Kota Bukittinggi mencatatkan inflasi sebesar 0,22% (mtm), sama dengan realisasi inflasi bulan April 2024.
Penulis: Veri Rikiyanto
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024