Status Gunung Marapi jadi Level III Siaga Mulai 9 Januari 2024, Ini Latar Belakang dan Dampak yang akan Terjadi
Selanjutnya, erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi gempa tektonik lokal dan jauh. Namun, gempa vulkanik masih terekam meskipun dalam jumlah relatif rendah yang mengindikasikan masih tetap ada dorongan magma/fluida dari kedalaman.
Pada 3 Desember 2023, pukul 14.54 WIB, terjadi erupsi yang tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.
Terekam, gempa vulkanik dalam hanya 3 kali dari tanggal 16 November hingga 2 Desember 2023 dengan baseline RSAM (real seismic amplitude measurement) relatif mendatar.
Letusan Disertai Magma
Pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan terus berlangsung. Jumlah erupsi harian cenderung turun namun jumlah gempa low frequency dan vulkanik dalam cenderung meningkat.
"Aktivitas erupsi yang teramati secara visual dan masih terekamnya gempa erupsi dan gempa hembusan yang disertai tremor menerus, menunjukan aktivitas Gunung Marapi masih tergolong tinggi," tegasnya.
Kehadiran magma di dalam/dasar kawah yang terindikasi sejak teramatinya pancaran sinar api di puncak Gunung Marapi pada 6 Desember 2023 malam hari dan teramatinya lontaran material pijar pada erupsi-erupsi berikutnya, menunjukan bahwa telah terjadi perubahan tip erupsi dari tipe freatik jadi magmatik.
"Kondisi ini, berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunung api yang dapat menyebabkan terjadinya erupi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijak yang lebih jauh dari pusat erupsi," tegasnya.
Ancaman Gunung Marapi jadi lebih luas:
- Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka eripsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4.5 Km dari pusat erupsi (kawah verbeek). Sedangkan untuk ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas tergantung arah dan kecepatan angin.
- Meterial erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian pucak dan lereng Gunung Marapi dapat jadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu, terdapat potensi bahaya dair aliran/banjir lahar pada lembah atau aliran sungai yang berhulu di bagian Puncak Gunung Marapi.
- Terdapat potensi bahaya dari gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO1, SO2 dan H2S di area kawah Gunung Marapi. (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- 31 Ormas di Sumbar Suarakan Penolakan Politik Uang, Buya Gusrizal: Haram bagi Pemberi dan Penerima
- Jalan Balingka-Padang Lua Rusak Berat Akibat Pengalihan Jalan, Sumbar Hanya Sanggup Perbaiki 1 Km Audy Cari Dana ke Pusat
- Tol Ruas Sicincin-Bukittinggi Potensi Dialihkan jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar, Ini Alasannya
- Sesditjen Dukcapil Kemendagri Perintahkan Disdukcapil Layani Perekaman Data KTP El Hingga Hari H Pencoblosan Pilkada
- Sirekap Kembali Digunakan di Pemilihan Serentak 2024