PT AMP Bangun Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan dan Anak, Ini Kata Wamenaker
AGAM (2/3/2023) - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Republik Indonesia, Afriansyah Noor menegaskan, anak adalah calon pemimpin bangsa di masa mendatang yang mempunyai posisi strategis untuk menjaga dan menjamin keberlangsungan eksistensi bangsa dan negara Indonesia untuk Indonesia Maju.
Sementara itu, bagi pekerja perempuan terutama dalam industri kelapa sawit, merupakan kelompok paling rentan terhadap kondisi kerja yang tidak layak, diskriminasi dalam hal upah, jaminan perlindungan sosial, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelecehan seksual.
"Program perlindungan anak dan pekerja perempuan ini, merupakan langkah strategis untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak kedua kelompok ini," tegas Afriansyah saat meresmikan rumah perlindungan pekerja perempuan dan Anak (RP3A) PT AMP Plantation di Palembayan, Rabu.
Ia berharap, semua pihak dapat mewujudkan kondisi kerja yang layak dan kondusif terkhusus bagi pekerja perempuan. Berbagai kebijakan tentang perlindungan anak dan pekerja perempuan merupakan bukti kehadiran negara untuk mewujudkan hubungan industrial yang kondusif.
Baca juga: Gubernur Lantik Hani Syopiar Rustam jadi Pjs Wali Kota Bukittinggi, Bertugas 2 Bulan
"Hubungan industrial yang kondusif menciptakan kenyamanan dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas kerja," ujar Afriansyah Noor.
Hadir dalam peresmian itu Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, Bupati Agam, Andri Warman, Sekda Agam, Edi Busti, Plantation Head Indonesia WILMAR, Simon Siburat, General Manager PT AMP Plantation, Low Kim Seng dan sejumlah undangan lainnya.
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Wamen Ketenagakerjaan didampingi bupati Agam dan gubernur Sumbar.
Sementara, Andri Warman mengatakan, keberadaan rumah RP3A ini menjadi sebuah jaminan bagi pekerja perempuan dan anak.
Baca juga: Mahyeldi Jalani Cuti Kampanye Pilkada, Fasilitas Dinas Diserahkan ke Plt Gubernur
Disebutkan, dalam dunia usaha, perempuan banyak menghadapi persoalan gander, termasuk diskriminasi gander, kondisi itu menjadi hambatan bagi terwujudnya lingkungan dunia usaha yang responsif gander, ramah perempuan dan anak termasuk pada sektor industri kelapa sawit.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Agam Ikuti 3 Kategori Penilaian Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi
- Pjs Bupati Agam Yakini ASN Telah Berupaya Netral di Pilkada Serentak 2024
- Dosen dan Mahasiswa Program Magister Administrasi Publik FISIP Unand Pelajari Penanganan Bencana Agam
- HUT TNI ke-79, Bupati Agam: TNI Tak Sekadar Benteng Pertahanan Negara
- Menteri ATR BPN Setujui RDTR Kawasan Perkotaan Banuhampu