Atasi Abrasi di Ampiang Parak, KSB: Kami Butuh 50.000 Lembar Karung

Minggu, 01 November 2015, 14:02 WIB | Wisata | Kab. Pesisir Selatan
Atasi Abrasi di Ampiang Parak, KSB: Kami Butuh 50.000 Lembar Karung
Kelompok Siaga Bencana (KSB) Nagari Ampiang Parak, bergotong royong, Minggu (1/11/2015) di Kampung Ujung Air, Nagari Ampiang Parak yang dilanda abrasi. Sedikitnya, 50 rumah di kampung ini terancam kikisan air laut. (lelek/valoranews)

VALORAnews - Ketua KSB Amping Parak, Irwan mengatakan, untuk memperlambat kerusakan akibat abrasi di Nagari Ampiang Parak, kecamatan Sutera, Pessel, puluhan anggota KSB diterjunkan untuk membuat benteng dari bambu lalu memasang tumpukan karung berisi pasir, di rumah yang telah alami kerusakan.

"Karung ini merupakan swadaya masyarakat setempat," kata Irwan, Minggu (1/11/2015) disela-sela aksi goro bersama di lokasi abrasi pantai di Kampung Ujung Air, Nagari Ampiang Parak.

Menurut Irwan, untuk mengamankan seluruh kawasan dari abrasi, dibutuhkan setidaknya 50.000 karung berisi pasir. Pihaknya, selain menggelar aksi pembuatan penahan abrasi, juga melakukan validasi data kerusakan lahan dan tanaman.

"Puluhan rumah di kawasan terancam amruk pula. Beberapa rumah malah berada persis di pinggir pasir yang terkikis. Dapur warga, bila ombak tinggi, akan dimasuki air laut," ungkapnya. (Baca: 50 Rumah di Nagari Ampiang Parak Nyaris Ambruk Dihantam Abrasi)

Baca juga: PILKADA 2024, BAWASLU: Awasi Ketat Distribusi Surat C Pemberitahuan ke Pemilih

Sementara, Marsijon (50), korban abrasi menyebutkan, kikisan tahun ini menimbulkan dampak kerusakan hebat. Keberadaan batu grib (susunan batu penahan gelombang-red) yang telah dibangun pemerintah, hanya sedikit saja membantu untuk mengamankan kawasan itu dari abrasi.

Dikatakan, bila air pasang tiba, dia dan warga yang rumahnya sudah tersentuh kikisan ombak, segera mengungsi keluar. "Jika air pasang datang malam hari, maka kami mengungsi ke jalan hingga air pasang surut lagi," katanya. (Baca: Abrasi Pantai, BPBD: Terjadi pada Lima Kawasan di Pessel)

Sementara, Ketua LSM Swara Pesisir, Rizal Mala menyebutkan, ketika pembangunan batu grib yang tidak tuntas beberapa tahun lalu, warga sebenarnya sudah merasa khawatir. Soalnya, dengan pemasangan seperti itu akan menimbulkan dampak dimana akan ada bagian bagian yang lowong akan dikikis air laut dengan kekuatan justeru lebih besar.

"Kami sudah mendapatkan analisa dampak pembangunan batu grib dari masyarakat. Lalu, ketika itu melalui media massa, kami telah mendesak pemerintah untuk menambah pembangunan batu krib itu pada titik-titik yang bakal muncul jadi tempat bencana baru," ungkapnya.

Baca juga: PILKADA PESSEL 2024: Cawabup Nasta Oktavian Dilaporkan ke Polisi dan Bawaslu

Akhirnya, analisis warga yang disuarakan itu terbukti. Kerusakan baru timbul di lokasi tak seberapa jauh dari pemasangan batu grib. (lek)

IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI