Bukittinggi Alami Banjir Setiap Hujan Lebat, Tasmon: Salah Urus
Prof Sawidi mengatakan, terkait bencana yang terjadi, masyarakat perlu mengetahui resiko dari bencana, mengetahui kerentanan bencana, dan pelatihan dalam menghadapi bencana terjadi.
"Perlu sekali dilakukan bagaimana pengurangan dampak bencana, atau pengurangi dampak resiko dari bencana itu," paparnya.
Sementara, Harmensyah menyampaikan, acara bertujuan untuk memberi pemahaman ke seluruh pemangku kepentingan yang ada di acara ini, guna memberi pengetahui potensi ancaman yang besar tidak pada petahana semangka.
Baca juga: Sewa Rumah 4 KK Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Dibayarkan Perantau Minang Dunia
Akan tetapi, katanya, juga pada zona subduksi petahan Mentawai, Gunung Api yang dapat berdampak besar kepada masyarakat. Maka dari itu, perlu langkah-langkah dari pemerintah terutama bagaimana menekan terjadinya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan rumah masyarakat.
Dikatakan, Ngarai dimana ada zona jarak dari bibir Ngarai 100 meter baru boleh bangunan berdiri, tetapi ada jaraknya kurang 100 meter ada bangunan, ke depan membangun bangunan baru upayakan tidak ada lagi.
"Itu kan ada Peraturan Daerah (Perda-red). Pemerintah harus tegakkan Perda tersebut. Perda harus ditegakkan," ucapnya. (ham)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Bukittinggi Gelar Upacara Hari Otonomi Daerah Tahun 2024
- Bukittinggi Raih Penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan, Ini Alasannya
- BPOM Payakumbuh Sosialisasikan Pro-PN Keamanan Pangan di Bukittinggi, Ini Lokasinya
- Erman Safar Bagikan Bansos Triwulan II 2024 Sebesar Rp2,4 Miliar, Diterima Tunai oleh 4.333 RTS
- Apel Gabungan Usai Libur Idul Fitri 1445 H, Erman Safar: Visi Bukittinggi Hebat Tuntas Direalisasikan