Diskusi Bulanan Dewan Pakar KAHMI Sumbar: Dekadensi Moral di Minang, Antropolog: Regulasi dan Konsep Pencegahan Lengkap, Implementasi Minim
Tan Rajo mengajak seluruh elemen masyarakat Minang, untuk tidak mudah terkesima dengan realitas yang secara perlahan menggirng etnis Minangkabau keluar dari ideologi dan anutannya.
"Tak hanya Narkoba dan LGBT, persoalan korupsi, prostitusi, judi dan tawuran juga jadi persoalan yang menggerus nilai-nilai keminangan saat ini," tukas dia.
Menurut Tan Rajo, karakter egalitarian dan demokratasi masyarakat Minang, terbentuk dari kecenderungan untuk selalu berbuat baik dengan cara baik. Ini telah jadi modal besar bagi orang Minangkabau untuk terus berpikir solutif tidak diskriminatif dan menghargai keberagaman.
Baca juga: 10 Anak Terlibat Peredaran Narkoba di Padang Selang 3 Bulan Terakhir
"Kita mesti kembali ke khittah Minangkabau dengan menguatkan sendi akidah dan tasauf. Kemudian, menjalankan syariat dengan jalan adat," ungkap dia.
Tan Rajo menyarankan, agar kondisi kronik komplek yang diidap etnik Minangkabau bisa terselesaikan, dibutuhkan sindikasi preparasi restorasi Minangkabau yang melibatkan akademisi, tokoh adat dan ulama, penguasa serta partisipasi masyarakat.
Sementara, Prof Nursyirwan Effendi mengatakan, persoalan krisis moral yang dialami etnis Minangkabau, telah dirumuskan langkah antisipasinya oleh pemerintah baik secara konsep maupun regulasi. Namun, implementasinya masih belum terlihat. Sehingga, perubahan yang diharapkan tak kunjung tampak terjadi di tengah-tengah masyarakat.
"KAHMI sebagai elemen masyarakat Sumatera Barat, mesti berperan aktif untuk melakukan pendekatan kritis terhadap apa yang telah dilakukan. Bukan pada regulasi dan konsep, karena kedua hal itu sudah matang dirumuskan," tegas Prof Nursyirwan.
Sedangkan Dr Wirdanengsih mengharapkan, keluarga kembali jadi pilar utama dalam mencegah berbagai fenomena negatif di tengah masyarakat saat ini. Keluarga jadi pusat pendidikan agar anak terhindar dari perilaku menyimpang.
"Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan yang harus terus terintegrasi dalam mengantisipasi dampak negatif dari pembentukan karakter generasi masa depan Minangkabau," tukas Wirda. (kyo)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Polda Sumbar Pastikan Pelaku Penembakan dalam Pengawasan Tim Ditreskrimum
- 31 Ormas di Sumbar Suarakan Penolakan Politik Uang, Buya Gusrizal: Haram bagi Pemberi dan Penerima
- Jalan Balingka-Padang Lua Rusak Berat Akibat Pengalihan Jalan, Sumbar Hanya Sanggup Perbaiki 1 Km Audy Cari Dana ke Pusat
- Tol Ruas Sicincin-Bukittinggi Potensi Dialihkan jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar, Ini Alasannya
- Sesditjen Dukcapil Kemendagri Perintahkan Disdukcapil Layani Perekaman Data KTP El Hingga Hari H Pencoblosan Pilkada