Warga Butuh Panganan Bergizi dan Hunian Layak

Senin, 05 Oktober 2015, 13:47 WIB | Wisata | Kab. Pesisir Selatan
Warga Butuh Panganan Bergizi dan Hunian Layak
Warga yang menghuni 19 rumah yang terbakar Minggu (27/9/2015) di Kampung Ngalau Gadang, Kenagarian Limau Gadang Pancuang Taba, kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Pesisir Selatan, tidur di bawah tenda seadanya. Asupan makanan pun banyak yang tak bergizi. Ak
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews -- Korban kebakaran di Kampung Ngalau Gadang, Kenagarian Limau Gadang Pancuang Taba, kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Pesisir Selatan mengeluhkan kebutuhan pangan keluarga mereka. Sebanyak 19 kepala keluarga (KK) korban kebakaran ini membutuhkan bantuan pangan yang memiliki asupan gizi lebih baik.

"Konsumsi mie instan dalam jangka waktu panjang, berefek tidak baik bagi para korban kebakaran. Karena, warga mulai banyak mengalami gangguan pencernaan dan kesehatan," tutur Lia, bidan yang bertugas di Posko Kesehatan.

Tak hanya kebutuhan pangan dengan gizi yang baik, saat ini masyarakat sangat mengharap bantuan material bangunan, untuk membangun kembali perumahan mereka yang telah rata oleh tanah. Mereka berharap, pemerintah dapat mengulurkan kebijakan sesegeranya, karena tak mungkin warga terus-terusan tidur di tenda.

"Semoga diberi kemudahan untuk bapak-bapak dan ibuk-ibuk yang telah meluangkan waktunya melihat kami di sini," doa seorang warga, mengantar kembalinya tim Dompet Dhuafa Singgalang ke Padang, usai menyalurkan bantuan, Minggu (4/10/2015).

Baca juga: PILKADA 2024: DPC PPP Pessel Gelar Konsolidasi untuk Menangkan Pasangan Hendrajoni-Risnaldi

Kedatangan tim Dompet Dhuafa Singgalang, membawa bantuan paket pakaian dan baju sekolah. Paket langsung dibuka dan didistribusikan sesuai kebutuhan warga.

Diketahui, Minggu (27/9/2015) lalu, kebakaran hebat melanda warga Kampung Ngalau Gadang, Kenagarian Limau Gadang Pancuang Taba, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara. Penyebab kebakaran, akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga yang sedang ditinggal penghuninya.

"Kebakaran berlangsung begitu cepat. Dalam 1 jam, api membakar habis 19 rumah warga yang rata-rata terbuat dari kayu," tutur Ijal, salah seorang korban musibah kebakaran ini.

Api dipadamkan hanya dengan mengandalkan segenap tenaga warga. Diperkirakan, kerugian mencapai Rp1,8 miliar. Pasalnya, perkampungan ini lokasinya terisolir dan memiliki medan yang sulit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran.

Baca juga: JEMBATAN WISATA PANTAI CAROCOK, Damel: Proses Lelang Sudah Sesuai Aturan

Komunikasi antar masyarakat pun jauh dari kecanggihan teknologi seperti HP dan internet. Memiliki sekalipun, area jauh dari jangkauan sinyal.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: