Ustaz Asal Lembah Baliem Wamena Inspirasi ASN Pemko Padang
VALORAnews - Ustadz fenomenal asal tanah Papua, Fadlan Garamatan, isi kegiatan wirid pengajian bulanan yang rutin dilaksanakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Padang. Tak ayal, dalam tausiah yang disampaikan muballigh bernama lengkap Muhammad Zaaf Fadlan Rabbani Al-Garamatan itu mampu menyita perhatian dan menginspirasi seluruh ASN dalam kegiatan yang dilangsungkan di Masjid Agung Nurul Iman Padang, Jumat pagi (6/9/2019) itu.
Diketahui, dari awal mula berdakwah hingga saat ini, pria yang lahir dari keluarga Muslim, 17 Mei 1969 di Patipi, Fak-fak, Papua itu, sudah mampu mengislamkan sebanyak 230 ribu orang, kemudian membangun sebanyak 961 masjid, 14 pesantren serta memiliki 6 kapal dakwah yang mana ia bertanggungjawab mengasuh terhadap ribuan siswa di Papua.
Di awal tausiahnya, Ustaz Fadlan menceritakan sejak kecil dia sudah belajar Islam. Ayahnya adalah guru SD, juga guru mengaji di kampungnya. Pengetahuan ilmu agamanya kian dalam ketika kuliah dan aktif di berbagai organisasi keagamaan sewaktu di Makassar dan Jawa.
Pascalulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 1980-an, anak ketiga dari tujuh bersaudara ini tidak memilih untuk menjadi pegawai negeri atau pengusaha, akan tapi memilih jalur dakwah sebagai salah satu jalur yang ia geluti dan lakoni.
"Hal ini saya lakukan terutama sekali karena saya menginginkan agar masyarakat yang ada di Papua, menjadi warga yang maju dan kelak orang-orang di sana menjadi mualaf, warga muslim seluruhnya," ungkap ustaz Fadlan dalam kegiatan wirid bulanan yang dihadiri Wali Kota Padang, H Mahyeldi dan para pimpinan OPD di lingkup Pemko Padang itu.
Ia melanjutkan, misi awalnya berdakwah adalah mengislamkan orang-orang yang ada di sekitar kampung halamannya dulu yaitu di Lembah Baliem, Wamena. Ia pun pernah memiliki pengalaman yang begitu pahit.
Dia mengaku, pernah berdakwah sendirian untuk menuju suatu perkampungan di daerah Papua dengan waktu tempuh tercepat 3 bulan dengan berjalan kaki. Meski demikian, hal tersebut tidak pernah menyurutkan hati dan tekadnya untuk terus berdakwah. Lebih ganas lagi, katanya, mana kala suatu hari saat ia berdakwah di sebuah pelosok desa yang ada di Papua, mendapat serangan brutal dari masyarakat sekitar.
"Pada waktu itu saya dan rombongan berjumlah tujuh orang mendadak diserang dengan menggunakan panah oleh masyarakat sekitar. Akibat serangan itu, saya terkena anak panah dan mengakibatkan salah satu lengan saya mengalami patah tulang. Namun, alhamdulillah, kami bersyukur dapat selamat saat itu," kisahnya.
Pria yang memelihara jenggot dan kemana-mana memilih membalut tubuhnya dengan jubah itu mengatakan, baginya dakwah adalah tujuan hidup. Selagi berada di jalan Allah SWT, jangan pernah untuk takut menyampaikan sebuah kebenaran kepada siapa pun.
"Apalagi terhadap kematian, karena mati itu artinya pulang. Maka itu tentu kita harus bahagia dan tidak perlu kita takutkan. Sebab, yang harus kita siapkan itu adalah bekal ketika pulang untuk bertemu dengan yang menciptakan kita," tukasnya yang disambut antusias hadirin dikesempatan itu.
Sementara itu, Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan, atas nama Pemerintah Kota Padang menyambut baik kehadiran al-mukarram, ustadz Fadlan Garamatan yang berkesempatan memberikan tausiah di hadapan ASN Pemko Padang dalam kegiatan wirid bulanan Pemko Padang.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar