Hendri Septa jadi Khatib dan Imam Idul Adha
VALORAnews - Hari Raya Idul Adha sarat akan makna dan kaya hikmah. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Hari Raya Kurban ini. Salah satunya adalah pengorbanan untuk yang dicintai.
Kurban bermula dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Nabi Ibrahim menerima perintah itu lewat mimpi.
Nabi Ibrahim lalu menyampaikan perintah itu kepada anaknya. Mereka lalu menaati perintah itu. Saat akan disembelih, Allah SWT mengganti sang anak dengan seekor hewan ternak yang besar.
Kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anak yang dicintainya ini menjadi dasar pelaksanaan kurban. Setelah kepada Nabi Ibrahim, Allah memerintahkan pelaksanaan kurban kepada Nabi Muhammad SAW pada setiap Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Hendri Septa-Hidayat Tawarkan Tiga Kartu Hebat di Pemilihan Serentak 2024, Ini Manfaatnya
Kurban pum bermakna pengorbanan pada sesuatu yang dicintai, yakni harta yang telah diperoleh. Dengan berkurban, artinya seorang Muslim memberikan sebagian hartanya untuk membeli hewan kurban, lalu menyembelihnya, dan memakan dan membagikan dagingnya kepada orang-orang di sekitar.
"Idul Aha itu artinya pengorbanan kita memberikan apa yang kita cintai dari harta benda kepada orang lain dengan maksud ibadah kepada Allah SWT," kata Wakil Wali Kota Padang, Hendri Septa dalam khutbahnya sewaktu bertindak sebagai khatib dan imam shalat sunat Idul Adha 1440 H/2019 di halaman SMPN 11 Padang, Ahad (11/8/2019).
Di hadapan ratusan jamaah saat itu, Hendri Septa pun menjelaskan beberapa makna lainnya yang mesti difahami dan diimplementasikan umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang bisa diambil adalah arti ketauladanan antara seorang ayah dan anak yang dilihatkan Nabi Ibrahim dengan anaknya Nabi Ismail.
"Mengingat hal itu, tentunya bagi para guru atau pendidik bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut dalam mengajarkan dan mendidik dan murid-muridnya untuk memahami arti dari sebuah ketauladanan. Sehingga dengan itu mereka bisa menjadi generasi yang berkualitas, memiliki jiwa ketauladanan dan berakhlakul karimah," ucapnya.
Baca juga: Hidayat Beberkan Pembenahan Sektor Kesehatan, Ekonomi dan SDM jika Dipercaya jadi Kepala Daerah
"Kita tentu tidak ingin apa yang diperbuat seorang pendidik bertentangan dengan apa yang diucapkannya. Maka itu akhlak pendidik pula harus terjaga dan komitmen terhadap agama harus dijaga dengan baik," tambahnya.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar