Ujian Keimanan dalam Menegakan Kebaikan

*Mochammad Nasrudin

Jumat, 27 Maret 2020 | Opini
Ujian Keimanan dalam Menegakan Kebaikan
Mochammad Nasrudin - Monas Inspire Institute

Yang kedua, kita uji, apakah sikap kita melawan perintah Ulil Amri yang berniat menjaga keselamatan umat ini, termasuk mengingkari perintah Rosululloh?

Rosululloh dalam hadits sohih sangat populer, ketika terjadi wabah kita diperintahkan untuk menghindarinya. Jika ada di suatu negeri mengalami wabah, kita dilarang memasukinya dan jika ada wabah di daerah kita, kita dilarang keluar. Alias diam saja di tempat.

Rosululloh juga melarang kita berkumpul dengan orang yang terpapar virus atau penyakit menular.

Nah, saat ini pemerintah memiliki kebijakan untuk tidak melakukan kegiatan ke luar atau kegiatan yang memungkinkan terjadinya penularan virus akibat berkumpulnya massa. Hal ini sudah sejalan dengan perintah Rosululloh SAW.

Apakah kita mau menaatinya atau tidak? Kalau kita menaatinya, maka kita dianggap orang beriman, karena perintah taat kepada Ulil Amri yang menegakkan hukum Allah dan rosul-Nya adalah untuk orang beriman.

Sedangkan jika kita mengingkari perintah Ulil Amri, yang menegakkan hukum Allah dan rosul-Nya, maka kita tergolong orang yang tidak beriman atau masih di level muslim, meskipun kita mengaku ingin menjalankan perintah Allah dengan shalat Jumat.

Padahal, sholat Jum'at itu sedang dilarang Ulil Amri demi kebaikan umat, agar tidak terjadi penularan wabah dan menghentikan mata rantai penularan virus akibat menghindari kerumunan yang dilarang agama saat terjadi wabah.

Ingat! Ulama tidak melarang sholatnya, tapi melarang sholat yang berdampak kerumunan massa seperti sholat Jumat dan itu bisa diganti dengan sholat dzuhur berjamaah di rumah masing-masing.

Tidak ada keimanan dengan cara melanggar perintah Allah dan rosul-Nya. Tidak ada ketawakalan tanpa didahului ikhtiar untuk menghindari bahaya.

Rosululloh adalah wakil Allah di bumi yang menjelaskan hukum-hukum Allah. Kemudian, dilanjutkan para ulama sebagai pewaris nabi. Ilmu itu wajib bersanad, agar kita tidak belajar dengan syetan.

Ulama lah yang paling memahami maksud dari ajaran Allah dan rosul-Nya, karena mereka belajar dari ulama-ulama sebelumnya hingga sanad tersebut musalsal ke Rosululloh SAW. Sehingga ilmu ulama, benar benar bisa dipertanggungjawabkan.

Halaman:

*Monas Inspire Institute

Bagikan:
Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Opini - 01 Mei 2024

Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Muhammad Fadli.
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar

Nadia Maharani.

Kejahatan Berbahasa di Dirty Vote

Opini - 13 Februari 2024

Oleh: Nadia Maharani