Kurban dan Pemberdayaan
*Musfi Yendra
Sebentar lagi Idul Kurban. Lembaga penyelenggara kurban dan mesjid-mesjid mulai sibuk mencari hewan. Kambing dan sapi menjadi incaran. Inilah salah satu perintah ibadah tahunan sebagai bentuk kebahagiaan.
Jika perintah puasa di bulan Ramadan kita menyiapkan fisik, maka kurban adalah ibadah di bulan Zulhijjah dengan menyiapkan harta. Di bulan itu diwajibkan berhaji bagi yang mampu. Jika belum sanggup maka disuruh berkurban.
Esensi berkurban tak hanya sekadar menyembelih hewan saja. Sebagaimana diawali perintah Allah kepada Nabi Ibrahim.
Allah uji Ibrahim melalui mimpi agar menyembelih anaknya Ismail. Perintah tak masuk akal. Tapi atas ketaatan ayah dan anak yang sholeh itu maka perintah itu dijalankan.
Hingga akhirnya Allah ganti Ismail kecil itu dengan seekor kibas. Ibrahim dan Ismail menjadi teladan. Ismail menjadi seorang Nabi dan Rosul di kemudian hari.
Kini kita berkurban sapi atau kambing sebagai perantara, namun kuncinya adalah keikhlasan.
Kurban adalah bentuk kesyukuran atas kelapangan rezeki yang Allah berikan. Dibalik itu ada kebahagiaan banyak orang. Terdapat unsur pemberdayaan dalam ibadah ini.
Berapa banyak peternak yang menunggu momentum ini untuk menjual sapi atau kambingnya. Terutama peternak lokal dan tradisional yang setahun menunggu. Bahkan sebagian peternak kita adalah masyarakat kurang mampu.
Musim kurban harga sapi dan kambing lebih tinggi dibanding hari biasa. Sehingga ekonomi peternak bisa membaik. Maka akan terbantulah biaya kebutuhan pokok atau sekolah anak-anaknya.
Jika sudah mampu mereka juga ikut berkurban. Ketika ekonomi semakin baik setiap tahun peternak bisa menabung untuk persiapan naik haji. Alhamdulillah...
Ibadah kurban juga memberi kebahagian kepada si miskin. Banyak saudara kita yang menunggu kurban ini untuk bisa merasakan nikmatnya makan daging.
*Kepala cabang Dompet Dhuafa Singgalang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi