Mahyeldi Dinobatkan sebagai Gubernur Penggerak Pengelolaan Sampah Laut, Ini Inovasi yang Dilakukan

Senin, 13 November 2023, 11:19 WIB | Provinsi Sumatera Barat
Mahyeldi Dinobatkan sebagai Gubernur Penggerak Pengelolaan Sampah Laut, Ini Inovasi yang...
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menerima penghargaan dari Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono di Surabaya, Jumat. Mahyeldi dinobatkan sebagai kepala darah Penggerak Pengelolaan Sampah Laut dari KKP RI, (humas)

SURABAYA (13/11/2023) - Indonesia pada tahun 2020 berada di urutan ke-6, negara penghasil sampah terbanyak. Pada tahun 2021, jadi distributor sampah plastik laut terbanyak ke-5 di dunia.

Terkait fenomena itu, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menginisiasi hadiah umroh bagi nelayan Kota Padang, yang berhasil mengumpulkan sampah dari laut terbanyak, hingga akhir tahun 2023 ini.

Baca juga: Pendapatan Daerah Sumbar Tahun 2025 Ditetapkan Rp6,2 Triliun, Ini Catatan DPRD untuk Gubernur

"Pelaksanaan program aksi bersih sampah di laut tingkat Sumbar, memang kita modifikasi. Kami sudah sampaikan pada nelayan di Kota Padang, yang paling banyak mengumpulkan sampah hingga akhir tahun 2023 ini, akan kita berangkatkan umrah ke Tanah Suci," ucap Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Surabaya, Jumat (10/11/2023).

Hal itu dikatakan Mahyeldi, usai menerima penghargaan sebagai Gubernur Penggerak Pengelolaan Sampah Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, karena komitmennya dalam upaya-upaya mengurangi sampah plastik di laut.

Baca juga: Tiga Daerah di Sumbar bakal jadi Sekolah Rujukan Google

Penghargaan tersebut diterima Mahyeldi dari Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono pada puncak apresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jumat.

"Komitmen dan keseriusan Pemprov Sumbar, masyarakat, serta sejumlah lembaga dan perusahaan di Sumbar dalam menjaga kebersihan di laut dari sampah-sampah plastik, tak pernah surut," terangnya.

Baca juga: KPK Gelar Sosialisasi Gratifikasi dan Korupsi Sektor Pengadaan Barang dan Jasa, Ini Kata Mahyeldi

"Sebab, dampak negatif sampah laut sangat nyata bagi potensi perikanan serta kehidupan para nelayanan kita. Terlebih, perairan nergara kita termasuk yang banyak sampah plastiknya," ujar Mahyeldi.

Mahyeldi berharap, melalui program Gernas BCL KKP RI, kepedulian seluruh lapisan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan laut terus meningkat dari waktu ke waktu.

Baca juga: 76 Pelajar Berprestasi Nasional dan Internasional 2024 Raih Penghargaan, Raih Hadiah Total Rp80 Juta

Disebutkan Mahyeldi, dengan reward berupa hadiah umroh ini, nelayan Kota Padang jadi lebih bersemangat mengumpulkan sampah plastik dari laut.

Dipengaruhi Kondisi Geografis

Baca juga: Mahyeldi dan Audy Salurkan Hak Pilih pada Pilkada 2024, Ini Pesan Keduanya

Gernas BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi populasi sampah plastik di laut. Program kolaboratif itu melibatkan para nelayan, pemerintah daerah, penggiat lingkungan hingga pihak swasta.

Tahun ini, Gernas BCL berlangsung di 18 kabupaten/kota sepanjang Juli hingga Agustus 2023. Nelayan yang terlibat sebanyak 1.350 orang dengan jumlah sampah terkumpul mencapai 171,78 ton.

Jika diakumulasi dengan aksi-aksi pembersihan sampah di kawasan pesisir dan laut oleh masyarakat, totalnya mencapai 820 ton.

Nelayan yang mendapat hadiah karena berhasil mengumpulkan sampah terbanyak berasal dari Padang, Mataram, Kubu Raya, Ternate dan Balikpapan.

Hadiahnya berupa peralatan melaut seperti jaring ikan, pukat tiga lapis, mesin kapal, hingga alat penerangan. Sedangkan penghargaan lainnya berbentuk sertifikat dan plakat.

"Kami mengharapkan adanya keberlanjutan program Bulan Cinta Laut sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah laut, khususnya plastik, yang dapat diadopsi Pemda dan stakeholders lainnya dalam menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat untuk bersama melakukan upaya pengelolaan sampah," harap Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono.

Dikesempatan itu, Sakti mengapresiasi kepala daerah dan nelayan yang telah menunjukkan kepedulian dan bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan program Gernas BCL di daerah masing-masing.

Keberadaan sampah di laut Indonesia, sambung Sakti, memang turut dipengaruhi oleh posisi geografis Indonesia yang berada dekat Samudera Pasifik, tempat adanya zona akumulasi sampah laut plastik terbesar.

"Ini tidak boleh lagi terjadi. Tahun ini merupakan tahun kedua program Bulan Cinta Laut. Melalui gerakan ini, penanganan sampah laut secara konsisten akan terus kita tingkatkan," ucap Sakti.

Sementara, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL), Victor G Manoppo menambahkan, Gernas BCL dilaksanakan untuk mengedukasi dan mengampanyekan pada seluruh elemen masyarakat mengenai pentingnya menjaga laut tetap bersih untuk keberlanjutan ekosistem.

Gernas BCL sekaligus sebagai tindaklanjut Peraturan Presiden No 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pemeritah menargetkan mengurangi sampah di laut sebesar 70 persen pada 2025.

"Gernas BCL menjadi salah satu upaya KKP mencapai target mengurangi sampah plastik di laut," beber Victor. (adv)

Editor: Mangindo Kayo

Bagikan: