Suku Maori Pelajari Pengurangan Resiko Bencana ke Agam

VALORAnews- Suku Maori, New Zealand, berbagi pengalaman tentang pengelolaan pengurangan resiko bencana dengan jajaran Pemkab Agam. Untuk itu, mereka akan mengunjungi berbagai lokasi mulai Senin (6/2/2017) hingga Minggu (12/2/2017).

Rombongan ini disambut Bupati Agam, Indra Catri bersama istri Ny Vita Indra Catri dengan tari siriah jo carano didampingi Sekretaris Daerah Martias Wanto, perwakilan Forkopimda Agam, para tokoh masyarakat dan SOPD terkait, di rumah dinas bupati Agam, Senin (6/2/2017), di Lubukbasung.

Kedatangan rombongan suku Maory, masing-masing Tui Warmenhoven (kepala suku Maori), Jean Palmer, Robyn Rauna, Lester Pohatu, bersama Phil Glassey, Julian Thomson, Joe McLeod tim dari GNS Science dan Megan Collins, translator dari contractor independen didampingi tim dari UGM Yogyakarta.

Usai disambut dengan tradisi Minangkabau, Indra Catri juga didaulat menerima penghormatan khusus dari suku Maori yang dipimpin Tui Warmenhoven dengan gaya dan bahasa khas Maouri.

"Kami merasa terkesan dan terkesima dengan penyambutan yang diberikan Pemkab Agam bersama masyarakat dalam kunjungan ini. Karena, selain berbagi pengalaman tentang pengelolaan dalam penanganan risiko bencana, kedatangan kami ke sini juga sekaligus silahturahmi," kata Tui Warmenhoven melalui penerjemah, Megan Collins.

Tui Warmenhoven yang juga tidak fasih berbahasa Inggris itu, mengaku surprise dengan masyarakat dan pemimpin di Kabupaten Agam, apalagi sebelum mereka sampai di kediaman bupati dan disambut khusus, mereka juga disambut Camat Tanjung Mutiara, Ade Harlien bersama keluarganya di Pantai Tiku, bahkan menyatu dengan masyarakat.

"Ini sangat luar biasa. Semoga selama di Agam ini, selain mendapatkan ilmu tentang kesiapsiagaan bencana kita juga mendapatkan keluarga baru," harapnya.

Melalui juru bicaranya, Megan Collins menyatakan, di Negara New Zealand khsusnya di wilayah Suku Maori, juga nyaris sama mengalami bencana alam yang dialami Kabupaten Agam. Ia mengaku, geografis alamnya juga memiliki laut, danau dan perbukitan, sehingga acap kali mengalami bencana alam seperti abrasi pantai, longsor dan goncangan dari dasar laut (gempa tektonik).

"Untuk itu, kita ke Agam ingin saling berbagi terhadap pengelolaan bencana yang dihadapi oleh Kabupaten Agam," terangnya.

Indra Catri menyambut baik kunjungan tersebut. Diharapkan, sambutan masyarakat Agam bisa menyenangkan dan menjadi pengalaman tersendiri bagi rombongan dalam kaitan jalinan silaturrahmi antar bangsa dan budaya.

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber: