Kebulatan Tekad Tolak Kejahatan Pemilu dan Politik Uang Warnai Milad 119 Tahun SI Sumbar

Selain itu, juga tidak melakukan praktik ujaran kebencian (hate speech) terutama dalam masa kampanye terbuka.

"Pemilih cerdas itu adalah pemilih yang pro aktif dalam mewujudkan tagline pemiljhan 2024 ini, Pilkada Bermartabat, Berarti untuk Negeri," urai Sutrisno.

Sedangkan Zulfadli mengajak semua elemen masyarakat, untuk serius dalam menjaga pelaksanaan proses pemilihan kepala daerah ini yang digelar serentak di 12 kabupaten, 7 kota dan provinsi se-Sumatera Barat.

Baca juga: 29 Lembaga Penyiaran Kirimkan Karya Terbaiknya di Anugerah KPID Sumbar 2022

"Serius ini memang terkesan kata yang klise. Tapi, mewujudkan hal terbaik itu memang butuh keseriusan kita semua. Kita harus komitmen penuh," terang Zulfadli.

Sedangkan Hary Efendi Iskandar menilai, kejahatan pemilu dan penggunaan politik uang dalam meraih kemenangan, merupakan tindakan yang tidak bisa ditolerir. Praktik itu telah menciderai kualitas demokrasi.

"Jika kita hanya banyak bicara-bicara, tanpa adanya aksi nyata, sepertinya itu hanya akan menambah dosa saja," terang Hary yang juga Direktur Pusat Studi Humaniora (PSH) Unand itu.

"Karena itu, saya mengajak forum ini bersama penggiat SI Sumbar, menyatakan kebulatan tekad untuk menolak semua praktik yang menciderai kualitas demokrasi kita," tegas Hary Effendi yang juga aktivis 1998 di Sumbar itu.

Diketahui, pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumbar pada Pilkada serentak 2024, diikuti dua pasangan calon. Calon nomor urut 1, Mahyeldi-Vasco Ruseimy dan calon nomor urut 2, Epyardi Asda-Ekos Albar.

Pada Pilkada serentak 2024 ini, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Sumatera Barat sebanyak 4.103.084 pemilih.

Terdiri dari pemilih laki-laki 2.032.676 dan pemilih perempuan 2.070.408.

Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber: