BI Sumbar Gelar Silaturahmi Idul Fitri, Gubernur: Bencana Alam Pengaruhi Inflasi
Namun demikian, sambungnya, hal yang tetap perlu diwaspadai ialah potensi cuaca ekstrem di Sumbar, yang sering menyebabkan kejadian bencana seperti longsor dan banjir.
Kejadian-kejadian itu kemudian kerap menyebabkan gagal panen, kerusakan jalan, dan turut menghambat arus distribusi bahan pangan.
"Oleh karana itu, kita berharap semua pihak bisa saling meningkatkan koordinasi dalam penanganan dan antisipasi terhadap suplai dan distribusi bahan pangan tetap terjaga," tutupnya.
Baca juga: Pemprov Sumbar Sebar Ratusan Ribu Bibit Ikan Garing untuk Masyarakat Sintuak
Harga Cabai Pengaruhi Inflasi Sumbar
Sementara itu, Kepala BI Sumbar, Endang Kurnia Saputra mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sejauh ini terus bekerja keras untuk mengendalikan inflasi tahunan di Ranah Minang.
"Kami telah memprediksi pada Maret 2024 inflasi akan meningkat karena faktor erupsi Gunung Marapi serta faktor meningkatkan kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran," ucapnya.
Mencermati perkembangan inflasi Sumbar dua bulan terakhir, imbuhnya, memang terjadi kenaikan, di mana pada Februari 2024 inflasi tercatat 3,32 % (yoy) dan naik menjadi 3,93 % (yoy) pada bulan Maret 2024.
"Inflasi Sumbar masih di atas inflasi nasional yang sebesar 3,05 % (yoy). Penyumbang utama inflasi dalam dua bulan terakhir itu masih komoditi cabai merah," ucapnya. (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Potensi Pertanian dan EBT Sumbar Belum Tergarap, Audy Joinaldy: Pemerintah Terkendala Hilirisasi dan Investasi
- Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024