Prevalensi Stunting Naik Signifikan, Ini Langkah Pencegahan yang Disusun TPPS Agam

Rabu, 12 April 2023, 12:26 WIB | Kabar Daerah | Kab. Agam
Prevalensi Stunting Naik Signifikan, Ini Langkah Pencegahan yang Disusun TPPS Agam
Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri menyampaikan pendapatnya pada Forum Koordinasi Stunting tingkat Provinsi Sumatra Barat di Padang, Selasa. Rapat ini diikuti utusan 19 kabupaten kota di Sumatera Barat. (humas)

Kabupaten Agam mengalami kenaikan sebesar 5,5% dari awalnya 19,1% menjadi 24,6%.

Kasus Stunting Didominasi Daerah Perkebunan Sawit

Pembukaan forum tersebut, ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumatra Barat selaku Ketua Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sumbar, Audy Joinaldy didampingi wakil bupati/kota dan sekretaris daerah se-Sumatera Barat.

Dalam sambutannya, Audy Joinaldy mengatakan, stunting merupakan masalah yang harus menjadi perhatian bagi seluruh lini pemerintah yang ada.

"Stunting ini bukan hanya menjadi tanggung jawab dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saja, tapi menjadi perhatikan bersama baik dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah," ujarnya.

Audy Joinaldy menyebutkan, masalah stunting di Provinsi Sumatera Barat saat ini kembali menjadi hal yang harus ditanggapi. Pasalnya, mengikut data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) ditahun 2022 angka kasus stunting Sumatra Barat naik sebesar 1,9% dari tahun sebelumnnya.

"Dari angka awal 23,3% jadi 25,2%. Dari jumlah seluruh kabupaten/kota, 12 kabupaten/kota mengalami penurunan, tetapi ada 7 kota/kabupaten yang mengalami kenaikan," ujarnya.

Dijelaskan dari 7 kota kabupaten yang mengalami kenaikan tersebut adalah Kabupaten Pasaman Barat, Solok Selatan, Dhamasraya, Mentawai, Agam, Pesisir Selatan dan Kota Padang.

Kabupaten-kota yang mengalami kenaikan itu, sambungnya, ada satu fenomena yang cukup menarik, dimana kabupaten yang mengalami kenaikan tersebut memiliki perkebunan sawit yang luas yakni Kabupaten Pasaman Barat, Solok Selatan, Dhamasraya, Mentawai, Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Kemudian, berdasarkan sebuah penelitian, lokus stunting anak-anak yang tinggal di dalam perkebunan kelapa sawit, biasanya lebih tinggi dari pada anak-anak yang tinggal di luar perkebunan kelapa sawit.

Hal itu, disebabkan akses terhadap keragaman pangan di perkebunan sawit sangat minim karena, ketika akan membeli bahan pangan mereka harus menepuh perjalanan yang jauh keluar dari kebun hingga akhirnya, kebutuhan gizi menjadi tidak terkecukupi.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: