Kisah Sarat Makna Anies Baswedan bersama Petugas Check In Bandara Changi Singapura
Saat boarding, nama saya dipanggil dan diminta menuju counter di gate. Saya pikir, wah! alamat akan ada masalah lagi. Saya bergegas ke counter, Yusuf ada di sana. Dia meminta boarding pass. Ternyata Yusuf langsung sobek boarding pass itu. Saya kaget tapi menahan diri.
Dia ambil boarding pass baru dan memberikannya sambil berkata, "This is for you. The new boarding pass. Please enjoy your flight."
Lalu saya lihat boarding pass yang baru itu. Tertulis: Business Class. Seluruh penerbangan dari Singapura sampai Chicago. Yusuf telah meng-up-grade jadi business class!
"Masya Allah, thank you so much. But why? " tanya saya takjub. Dia senyum "I cant imagine how difficult it was for you, waiting to return to your family for months. This is the least I can do."
Masya Allah, Yusuf ini baik sekali. Saya jabat tangannya, mengucapkan terima kasih lagi. Lalu dia menutup dengan mengatakan, "btw, my wife is from Jakarta". Kita bersalaman dan pisah.
Saya ingat sekali kebaikan petugas itu. Dan itulah pertama kalinya saya yang masih mahasiswa bisa merasakan naik pesawat kelas bisnis dalam perjalanan lebih dari 18 jam. Itu semua atas kebaikan seorang petugas bernama Yusuf.
Tahun 2019, saat ke kawasan Cengkareng saya jumpa dengan seorang ketua RW. Pak Husein namanya. Beliau cerita bahwa mantunya orang Singapura dan pernah jumpa, namanya Yusuf. Langsung saya ingat, peristiwa 2002. Siang itu juga kami langsung disambungkan lewat wa-call. Saya ulangi ucapan terima kasih itu. Dan dia jawabnya, "Brother Anies, it was Allah whom had arranged our meeting at the airport... Allah was the whom had made us to listen and help the other who needed help." Ia katakan bahwa semua itu karena Allah Yang Maha Mengatur.
Saya berencana menemuinya jika ke Singapura. Alhamdulillah, niat itu tercapai. Baru kemarin bisa ke Singapura, dan sempatkan berkunjung ke rumahnya, disambut hangat oleh Yusuf dan seluruh keluarganya. Kami ngobrol panjang lebar di flat-nya.
Sebuah perjumpaan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Siapa sangka, 20 tahun kemudian bisa tersambungkan kembali dengan seorang petugas check-in baik hati, yang kini telah menjadi manager maskapai penerbangan itu.
Yusuf tetap tawadhu. Ia sekeluarga amat hangat dan baik hati. Dari kehangatannya terasa bahwa keluarga ini penuh rasa kasih. Semoga mereka selalu dalam keberkahanNya. (*)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Deteksi AFib untuk Mencegah Stroke Lebih Mudah dengan OMRON Complete
- Japan World Business Tawarkan Konsep Magang di Perusahaan di Jepang untuk Mahasiswa Indonesia
- 7 Rekomendasi Brand Fashion Muslim Lokal yang Trendy, Nyaman dan Stylish
- Pemulangan Jemaah Haji Kloter 31 Embarkasi Makassar Delay 39 Jam
- Gubernur Sumbar Resmikan GSG IKM SS Kupang, Ini Pesan Mahyeldi
Dua Pengedar Ganja dan Sabu Dibekuk, Barang Bukti Capai 30 Kg
Gaya Hidup - 13 November 2024
PPI dan Pemko Bukittinggi Gelar Paskibraka Competition 2024
Gaya Hidup - 05 November 2024
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024