Kemarau Keringkan Sumber Air Warga Bukit Gado-gado
Ditambahkan Syahrial (45), warga Bukit Gado-gado lainnya, air bersih dari mata air itu dialirkan melalui slang ke rumah warga. Setiap sumber mata air, bisa menyuplai kebutuhan hingga 10 rumah. Pengaturan dan pendistribusiannya, diatur oleh warga yang tinggal di dekat sumber air itu.
"Seiring makin mengecilnya debit air, pasokan air yang tersedia hanya cukup untuk 2-3 rumah saja per hari. Itupun, dialirkan secara bergantian," ungkap Syahrial.
Menurut Nuraini, kasus kekurangan pasokan air ini telah kerap mereka rasakan setiap tahunnya. Namun, Nuraini sekarang gelisah, karena kemarau saat ini lebih lama dari biasanya. "Kalau untuk memasak dan minum, kita bisa beli air galonan. Sementara, untuk aktivitas MCK yang membutuhkan air banyak, kami terpaksa menggali kembali sumur yang dulu pernah dipakai. Namun, masih belum berhasil," ungkapnya.
Baca juga: BANTUAN PERBAIKAN RUMAH: Korban Banjir Curhat ke Pj Bupati Era Sukma Munaf
Sementara, Syahrial yang menggunakan pasokan air bersih dari sumur bor selain dari slang yang bersumber dari mata air di perbukitan, juga mengeluhkan berkurangnya debit air.
Sekarang, pemandangan warga yang pergi mandi sembari memikul cucian sekaligus membawa jeriken untuk persediaan air bersih, jadi pemandangan rutin setiap pagi dan sore di Bukit Gado-gado. Mereka tampak antri di salah satu mata air yang masih ada, walau debitnya kecil.
Air Akan Disuplai
Terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD-PK Padang, Nasrul Sugana mengatakan, akan menurunkan tim ke Bukit Gado-gado, memastikan kondisi kekeringan terakhir. "Kami akan kirim anggota kesana segera, untuk mengambil langkah-langkah bantuan. Nanti, kami akan kerjasama dengan PDAM untuk menyediakan air dalam tangki yang nanti dapat diambil untuk keperluan masyarakat," janjinya.
Untuk ancaman longsor jika nanti musim hujan mulai datang, Nasrul Sugana hanya meminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan. "Perhatikan aliran air yang mengalir dari perbukitan. Jika warnanya sudah berubah jadi kecoklatan, segera lakukan langkah antisipasi," imbaunya.
Sementara, Camat Padang Selatan, Fuji Astomi menyatakan, imbauan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah jatuhnya korban jika bencana longsor terjadi yaitu memasang papan peringatan maupun papan larangan membangun di daerah rawan longsor.
"Sebenarnya, warga kita yang tinggal di lereng perbukitan di kecamatan Padang Selatan ini, akan direlokasi ke sejumlah daerah. Kita akan kembali berkoordinasi dengan pimpinan di Pemko, untuk membahas rencana relokasi itu," terang Fuji Astomi. (vri)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ada 6 TPS Khusus di Pilkada Padang 2024, Juga Ada Tempat Tertentu, Ini Lokasinya
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan