Pandemi Covid19 Ubah Preferensi Investor untuk Berinvestasi
VALORAnews - Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama A mengungkapkan, Sumatera Barat tercatat mengalami deflasi pada April 2021. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada April 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm), atau lebih rendah dibandingkan realisasi Maret 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm).
Dikatakan, secara spasial, pada April 2021 Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,05% (mtm) turun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm). Realisasi inflasi Kota Padang menjadikannya sebagai kota dengan nilai deflasi terdalam ke-6 dari total 7 kota di Sumatera yang mengalami deflasi, serta kota peringkat ke-16 dari 18 kota yang mengalami deflasi di Indonesia.
Sementara itu, Kota Bukittinggi pada April 2021 mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) lebih rendah dibandingkan realisasi bulan Maret 2021 yang sebesar 0,31% (mtm). Realisasi inflasi Kota Bukittinggi menjadikannya sebagai kota dengan tingkat inflasi tertinggi ke-12 dari 17 kota inflasi di Sumatera, serta peringkat ke-41 dari 72 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
"Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada April 2021 tercatat sebesar 2,19% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi Maret 2021 yang sebesar 1,78% (yoy)," ungkap Wahyu.
Baca juga: Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
Sementara itu, secara tahun berjalan sampai April 2021, inflasi Sumatera Barat tercatat sebesar 0,05% (ytd) menurun dibandingkan realisasi Maret 2021 yang inflasi sebesar 0,06% (ytd). Inflasi tahun berjalan pada April 2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun berjalan pada April 2020 yang deflasi sebesar -0,03% (mtm).
Deflasi Provinsi Sumatera Barat pada April 2021 terutama disumbang oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,05% (mtm). Deflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh penurunan harga komoditas cabai merah, ikan gembolo/ikan aso-aso, bawang merah dan petai dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,19%; -0,02%; -0,01%; dan -0,01% (mtm).
Penurunan harga komoditas cabai merah didorong oleh melimpahnya pasokan cabai merah lokal pascapanen raya serta kecukupan pasokan cabai merah yang dipasok dari pulau Jawa. Ikan gembolo/ikan aso-aso tercatat deflasi yang didukung oleh kecukupan pasokan dibandingkan bulan sebelumnya akibat kondisi cuaca di Sumatera Barat yang cukup baik.
Komoditas bawang merah dan petai juga turut mencatat deflasi yang didorong oleh kecukupan pasokan di masyarakat. Sementara itu, inflasi pada kelompok ini tercatat disumbang oleh kenaikan harga daging ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu dan minyak goreng dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04%; 0,02%; dan 0,02%(mtm). Kenaikan harga pada komoditas bahan pangan terutama disebabkan oleh adanya peningkatan permintaan di masyarakat selama bulan Ramadhan 1442H.
Baca juga: Pakaian Anak Daro dan Marapulai Kurai serta Karupuak Sanjai Ditetapkan jadi WBTb Indonesia 2024
Kelompok lain yang turut menyumbang deflasi yaitu kelompok transportasi yang tercatat memberikan andil deflasi sebesar -0,01%(mtm). Deflasi pada kelompok ini disumbang oleh deflasi mobil dengan andil -0,03%(mtm).
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- 31 Ormas di Sumbar Suarakan Penolakan Politik Uang, Buya Gusrizal: Haram bagi Pemberi dan Penerima
- Jalan Balingka-Padang Lua Rusak Berat Akibat Pengalihan Jalan, Sumbar Hanya Sanggup Perbaiki 1 Km Audy Cari Dana ke Pusat
- Tol Ruas Sicincin-Bukittinggi Potensi Dialihkan jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar, Ini Alasannya
- Sesditjen Dukcapil Kemendagri Perintahkan Disdukcapil Layani Perekaman Data KTP El Hingga Hari H Pencoblosan Pilkada
- Sirekap Kembali Digunakan di Pemilihan Serentak 2024