Inflasi Sumbar 2020 Lebihi Nasional Sebesar 3,1%
VALORAnews - Inflasi Sumatera Barat pada tahun 2020 tercatat sebesar 2,11% (yoy) meningkat dibandingkan realisasi inflasi pada tahun 2019 sebesar 1,67% (yoy). Realisasi inflasi Sumatera Barat tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi nasional yang sebesar 1,68% (yoy) namun masih berada dalam target sasaran inflasi nasional di tahun 2020 sebesar 31%.
"Peningkatan inflasi tahun 2020 didorong oleh infasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan nilai inflasi 4,74% (yoy) dan andil 1,44% (yoy) di Desember 2020," ungkap Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama A dalam siaran pers yang diterima, Senin (26/4/2021).
Dikatakan, pada Maret 2021, Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi 2021 sebesar 0,31% (mtm), atau meningkat dibandingkan realisasi Februari 2021 yang mengalami deflasi sebesar -0,38% (mtm). Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi inflasi Sumatera Barat tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi Kawasan Sumatera sebesar 0,02% (mtm) maupun realisasi inflasi nasional sebesar 0,08% (mtm).
Secara tahunan inflasi Maret 2021 tercatat sebesar 1,78% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi Februari 2021 yang sebesar 1,45% (yoy). Realisasi inflasi Sumatera Barat ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi inflasi Kawasan Sumatera sebesar 1,60% (yoy) dan realisasi inflasi nasional 1,37% (yoy).
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
Sementara itu, secara tahun berjalan hingga Maret 2021, inflasi Sumatera Barat tercatat sebesar 0,06% (ytd) meningkat dibandingkan realisasi Februari 2021 yang mengalami deflasi sebesar -0,26% (ytd). Inflasi tahun berjalan s.d Maret 2021 ini tercatat lebih rendah dibanding inflasi tahun berjalan s.d Maret 2020 yang sebesar 0,39% (ytd). Realisasi inflasi inflasi secara tahun berjalan, tercatat lebih rendah dibandingkan realisais inflasi Kawasan Sumatera 0,25% (ytd) dan realisasi nasional 0,44% (ytd).
Stabilitas sistem keuangan di Sumatera Barat pada triwulan IV 2020 terjaga. Aset perbankan tercatat senilai Rp71,37 triliun dengan laju pertumbuhan 4,34% (yoy) pada triwulan IV 2020, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2020 yang sebesar 4,13% (yoy).
Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan/kredit perbankan juga masih bertumbuh meski mengalami perlambatan. DPK perbankan pada triwulan IV 2020 tercatat senilai Rp45,37 triliun atau tumbuh 4,55% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2020 yang sebesar 5,98% (yoy).
Sementara itu, kredit tercatat senilai Rp58,73 triliun dengan laju pertumbuhan 1,65% (yoy) pada triwulan IV 2020, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2020 yang sebesar 2,26% (yoy). Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit yang tidak sedalam perlambatan pertumbuhan DPK, maka angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan IV 2020 mengalami peningkatan ke level 129,44%, dari 125,97% di triwulan III 2020.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Minta TPID Pantau Harga Sembako Tetap Terjangkau
Perlambatan pertumbuhan total kredit juga disertai dengan penurunan risiko kredit yang terindikasi dari menurunnya rasio Non-Performing Loan (NPL) Sumatera Barat menjadi 1,89%, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2020 yang sebesar 2,34%.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- 31 Ormas di Sumbar Suarakan Penolakan Politik Uang, Buya Gusrizal: Haram bagi Pemberi dan Penerima
- Jalan Balingka-Padang Lua Rusak Berat Akibat Pengalihan Jalan, Sumbar Hanya Sanggup Perbaiki 1 Km Audy Cari Dana ke Pusat
- Tol Ruas Sicincin-Bukittinggi Potensi Dialihkan jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar, Ini Alasannya
- Sesditjen Dukcapil Kemendagri Perintahkan Disdukcapil Layani Perekaman Data KTP El Hingga Hari H Pencoblosan Pilkada
- Sirekap Kembali Digunakan di Pemilihan Serentak 2024