Pasir Pulau Angso Duo nan Selembut Bulu Angsa

*Al Imran

Minggu, 31 Juli 2016 | Opini
Pasir Pulau Angso Duo nan Selembut Bulu Angsa

Dikutip dari www.pariamankota.go.id, wilayah pesisir dan pulau Kota Pariaman sering ditemukan species endemik berupa penyu laut. Pesisir pantai di Kota Pariaman ini, juga merupakan daerah peneluran penyu yang bertelur sepanjang tahun.

Jenis penyu yang banyak ditemukan di kawasan ini adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys inmricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Tempayan (Caretta caretta) dan Penyu Belimbing (Demochelys cariacea). Puncaknya, penyu-penyu ini bertelur sepanjang bulan Mei hingga Desember setiap tahunnya.

Potensi ini, kemudian ditindaklanjuti Pemko Pariaman dengan mendirikan penangkaran penyu sekaligus sebagai objek wisata edukasi. Kawasan konservasi ini dapat dicapai dari Bandara Internasional Minangkabau dengan waktu tempuh kurang lebih 50 menit perjalanan darat. Dari pusat Kota Pariaman hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dengan perjalanan darat.

Terletak arah ke utara kota, tempat ini menyediakan ruang bagi wisatawan penyuka wisata ekosistem bahari yang peduli dengan masa depan bumi. Karena, kawasan ini tidak hanya mengelola upaya penyelamatan penyu, tetapi juga penyelamatan hutan mangrove dalam bentuk pelestarian tumbuhan bakau serta perawatan dan pembudidayaan terumbu karang.

Lokasi penangkaran penyu ini di tubir pantai Ampalu, Desa Apar. Rute menuju lokasi, dengan melewati jembatan Mangguang terus menyusuri Muaro Mangguang arah ke selatan. Lokasi ini didirikan pemerintah sejak 2013. Saat ini, penangkaran ini tengah fokus pada penyelamatan telur penyu dari tiga spesies yang terancam punah yakni Penyu Hijau (chelonian mydas), Penyu Sisik (eretmochelys imbricata) serta Penyu Lekang (lepidochelysolivacea).

penangkaran penyu

Lokasi penangkaran penyu milik Pemko Pariaman. (foto: fhiaft.blogspot.com)

Penyu sisik, misalnya, dikenal dengan sebutan hawksbill turtle (karena bentuk paruhnya mirip burung elang). Penyu jenis ini dapat mencapai berat tubuh sekitar 80 kg dan hidup hingga berusia 100 tahun lebih. Penyu ini terbilang unik dari segi anatomi, karena mempunyai karapas yang berbeda dari penyu jenis lain serta memiliki nilai ekonomis tinggi.

Maka tak heran, bila penyu jenis ini jadi buruan orang, sehingga kini populasinya kian terancam. Walaupun penyu dilindungi undang-undang --baik secara nasional maupun internasional--, namun ancaman punahnya satwa ini kian memprihatinkan akibat perburuan liar tersebut.

Penyu merupakan satwa pengembara yang cukup tangguh, karena mampu mengarungi samudra hingga ribuan kilometer. Walaupun memiliki masa hidup yang panjang yang bisa menghasilkan 50-100 butir telur sekali berkembang biak, perjuangan penyu untuk tumbuh sedari menetas hingga dewasa, amatlah berat. Ditambah kerusakan ekosistem di era globalisasi ini, membuat ancaman kepunahan bagi hewan ini makin nyata setiap harinya.

Di penangkaran ini, setidaknya ada 600 butir telur penyu yang siap ditetaskan setiap waktu. Sebagai kampanye pelestarian, setiap tahunnya juga dilaksanakan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut lepas. Wisatawan yang berkunjung, kerap diberi kesempatan untuk ikut melepaskan tukik kelaut bersama anggota keluarga lainnya, sebagai bagian dari proses pendidikan melestarikan kekayaan alam.

Halaman:

*Wartawan Utama, Jurnalis valora.co.id

Bagikan:
Erison A.W.

Dr Rasidin Diangkat jadi Wali Kota

Opini - 16 Agustus 2024

Oleh: Erison A.W.

Hamriadi S.Sos ST

Putra Daerah di Pusaran Pilkada Bukittinggi

Opini - 16 Juli 2024

Oleh: Hamriadi S.Sos ST

Dosen FISIP Unand.

UKT Mahal, Tak Usah Kuliah

Opini - 20 Mei 2024

Oleh: Dr Emeraldy Chatra