Manusia dan Allah
*Dr Emeraldy Chatra
Demikian juga teori bumi bulat, teori manusia berasal dari primat-nya Darwin.
Teori keseimbangan populasi – manusia dari Malthus pun, sebenarnya melawan pernyataan ilahiah bahwa setiap makhluk diberi rezeki oleh Allah.
Pertanyaan kita sekarang, apa betul doktrin agama tidak bisa menjadi dasar dari sains dan sains harus menjauh dari agama?
Tugas pertama kita adalah menjawab pertanyaan “Agama yang mana?”
Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus memilih berdasarkan keaslian kitabnya. Umat Islam, pasti paham apa yang saya maksud.
Bahwa Quran mulanya terbungkus tradisi lisan, lalu ditulis dan aksaranya diperbaiki sampai menjadi bentuk yang sekarang mungkin jadi isu penting dalam debat keaslian kitab.
Dalam perspektif postmodernisme, setiap move bahasa ---dari lisan ke tulisan– akan muncul dekonstruksi.
Ada konstruksi baru yang dibangun dan ada konstruksi lama yang hilang.
Teori dekonstruksi ini dapat diarahkan untuk membangun metanarasi bahwa sebenarnya Quran pun sudah kehilangan keasliannya.
Tapi tunggu dulu.
Kita tidak boleh lupa bahwa move bahasa yang dialami Quran tidaklah bersifat total.
*Dosen FISIP Unand
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi