Telur Asin Cemilan Bergizi
*Deni Novia STP MP
SEMAKIN meningkatnya kasus stunting di masyarakat dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi makanan bergizi.
Makanan sumber protein hewani merupakan makanan dengan sumber gizi yang tinggi, apalagi jika dikonsumsi dalam bentuk cemilan akan meningkatkan konsumsinya ditengah masyarakat. Salah satu cemailan bergizi adalah telur asin.
Daerah Sicincin Sumatera Barat sangat terkenal dengan sala lauak terutama telur asin. Telur asin merupakan salah satu cemilan sumber protein dengan daya cerna yang tinggi. Mengonsumsi telur asin sekaligus untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
Protein sangat dibutuhkan tubuh salah satunya untuk mengganti sel-sel yang rusak, sehingga orang dalam masa penyembuhan, anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat disarankan mengkonsumsi telur.
Telur yang sudah diolah dengan metode pengasinan ini sangat digemari oleh sebagian masyarakat karena cita rasanya khas dan gurih. Telur asin yang beredar dipasaran terutama dibuat dari telur itik.
Hal ini dimungkinkan karena telur itik memiliki ukuran kuning yang lebih besar dari telur ayam sehingga rasanya lebih gurih. Namun, telur itik juga mempunyai pori-pori yang lebih besar dari telur ayam sehingga proses masuknya garam ke dalam telur lebih cepat.
Selain itu, telur itik memiliki kerabang telur yang lebih tebal, sehingga memudahkan dalam proses pengasinan dan perebusan menyebabkannya tidak mudah retak.
Dalam rangka meningkatkan konsumsi cemilan telur asin di rumah tangga secara langsung dengan membuat telur asin dari beranekaragam jenis telur.
Beberapa jenis telur telur yang digunakan adalah telur itik, telur ayam ras, telur puyuh ataupun telur ayam buras dengan kandungan protein tinggi, berturut-turut 13.3%, 12.9%, 13.1%, 13.4%.
Telur itik, dapat diasinkan dengan teknik pembaluran adonan. Adonan pengasinan dapat dibuat dari abu sekam, abu kayu ataupun bubuk bata. Abu dan garam dengan perbandingan 5:1 ditambah dengan air sampai menjadi adonan pasta dapat dibalurkan langsung ketelur yang sudah bersih.
Adonan dengan ketebalan 2-5 mm disimpan selama sepekan untuk menghasilkan rasa asin sedang. Telur puyuh karena memiliki cangkang lebih tipis dapat dikurangi lamanya proses pengasinan menjadi 4 hari.
*Dosen Fakultas Peternakan Unand
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi