Purna Bakti Dr Lindayanti M.Hum | Kado Kecil dari Sahabat, Kolega, Alumni dan Mahasiswa
PADANG (11/10/2021) - Wakil Rektor II Unand, Wirsma Arif Harahap menilai, melepas dosen yang purna bakti dengan kado sebuah buku, sebuah tradisi akademik yang layak ditiru dan ditularkan pada seluruh fakultas yang ada di Unand. “Tradisi ini jarang terjadi di lingkungan Unand. Saya sendiri, telah 30 tahun berkarir jadi dosen, baru tiga artikel yang disumbangkan untuk buku dosen yang purna bakti,” ungkap Wirsma Arif saat memberikan sambutan pada peluncuran dan bedah buku: “Semuanya Atas Kehendak Allah yang Maha Kuasa: Dr Lindayanti MHum. Di antara Guru, Sahabat dan Murid,” di ruang sidang FIB, Seni. Buku setebal 500 halaman ini, merupakan penilaian sahabat dan kolega dari berbagai perguruan tinggi terhadap Lindayanti, yang ditugaskan ke Unand dalam program penyediaan tenaga pengajar di luar Pulau Jawa. Buku yang dieditori Zaiyardam Zubir, Zulqaiyyim dan Ria Candra Pola ini, juga berisi tulisan alumni dan mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unand yang telah berkiprah di berbagai sektor kehidupan. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unand, Prof Herwandi mengatakan, secara pribadi merasa kehilangan Dr Lindayanti yang memasuki purna bakti di Oktober 2021. Baik sebagai kolega maupun sebagai mahasiswa pertama yang jadi bimbingan dulu. “Sebagai mantan mahasiswa yang jadi bimbingan beliau, saya dikenal sebagai ‘anak nakal.’ Banyak kenangan bersama Ibu Linda terutama saat penyusunan skripsi, yang akhirnya jadi sejawat ini,” ungkap dia. “Sebagai sesama dosen, keberadaan Ibu Linda memiliki andil besar pada akreditasi Jurusan Sejarah,” tambah Prof Herwandi. Menurut Prof Herwandi, Dr Lindayanti adalah seorang guru yang hebat. Karena, secara akademik, saat ini sudah sangat banyak mahasiswa beliau, dengan pencapaian akademik tertinggi. Hal senada juga dikatakan Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unand, Zulqaiyyim. Dia mengungkapkan, Lindayanti yang merupakan pengampu mata kuliah Metode Sejarah, Bahasa Belanda dan Kearsipan, merupakan dosen generasi pertama sejak jurusan ini didirikan. “Saya adalah mahasiswa dari Ibu Lindayanti dulunya. Banyak kenangan yang mesti diteladani dari beliau,” ungkap Zulqaiyyim.