Hendrajoni Arak Piala Adipura Keliling Kota Painan dengan Jalan Kaki
VALORAnews - Kerja Keras Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) untuk membawa pulang Piala Adipura akhirnya tercapai. Wujud rasa syukur atas penghargaan bergengsi di bidang Kebersihan dan Lingkungan tadi, piala pun diarak keliling Kota "Negeri Sejuta Pesona". Masyarakat pun terlihat antusias, dengan beramai-ramai ikut serta dalam penyambutannya.
Proses penyambutan Piala Adipura yang dibawa Bupati Pessel, Hendrajoni bersama Lisda Rawdha Hendrajoni dan rombongan, berawal pada Kamis (3/8/2017) pagi dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), dan sampai di Kota Painan sekitar pukul 14.22 WIB.
Baca juga: PILKADA 2024: Bagi Paslon HJ-RI, Nomor Urut 2 Bermakna Kembali Mengabdi untuk Pessel
Kedatangan Hendrajoni beserta rombangan, disambut gembira oleh para tokoh Pessel, unsur muspida, tokoh pemuda dan masyarakat. Menariknya, Piala Adipura diarak rombongan dengan berjalan kaki mengelilingi Kota Painan.
Keberhasilan meraih Piala Adipura yang diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya kepada Hendrajoni Selasa (2/8/2017) malam, di Hotel Manggala Wanabakti Jakarta, merupakan buah kerjakeras bupati bersama pihak terkait.
Baca juga: PILKADA 2024: DPC PPP Pessel Gelar Konsolidasi untuk Menangkan Pasangan Hendrajoni-Risnaldi
Hendrajoni mengucapkan terima kasih banyak, pada semua jajaran pemerintahan dan terutama masyarakat Pessel yang selama ini bahu-membahu dengan semangat tinggi terus menciptakan dan menjaga Kota Painan yang bersih, hijau, dan lestari, sehingga penghargaan ini dapat diraih.
"Keberhasilan ini, merupakan jerih payah kita semua, atas nama pribadi dan Pemkab Pessel, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang sudah berpartisipasi menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan," katanya sembari tersenyum.
Baca juga: PILKADA 2024: Setelah PPP, Giliran NasDem Resmi Usung Hendrajoni-Risnaldi di Pessel
Piala Adipura adalah penghargaan bagi Pessel yang bersih dalam kebersihan pengelolahan lingkungan perkotaan.
Baca juga: PILKADA 2024: PPP Serahkan Dukungan Resmi ke Hendrajoni dan Risnaldi di Pilkada Pessel
"Namun, penghargaan ini milik masyarakat Pessel seutuhnya, tentu kita semarakkan bersama masyarakat, dalam arti tanda syukur kita bersama.Dan, tujuan diaraknya piala ini, sekaligus memberikan contoh kepada pelajar yang tersebar di negeri sejuta pesona ini, mudah-mudahan akan menjadi motivasi besar bagi mereka, untuk terus memberdayakan kehidupan ramah lingkungan," bebar Hendrajoni.
Seperti dilansir media ini sebelumnya, ada 6 (enam) daerah di Sumbar peraih penghargaan Adipura 2017. Kota-kota tersebut tersebar dalam kategori Kota Besar, Sedang maupun Kecil. Sebanyak tiga kota lagi, meraih sertifikat Adipura.
Ke-enam Kota tersebut yakni: Padang untuk kategori Kota Besar, Bukittinggi dan Payakumbuh kategori Kota Sedang serta Painan, Padangpanjang, dan Sawahlunto untuk kategori Kota Kecil.
Sedangkan Kategori Sertifikat Adipura, diraih tiga Kota Kelompok Kecil yakni Kota Lubuksikaping, Batusangkar dan Kota Solok.
Guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Anugerah Adipura, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 2016, telah mereformulasi penghargaan Adipura dengan strategi Rebranding Adipura.
Salah satu proses penilaian yang harus dilalui oleh para Bupati/Walikota nominator penerima Adipura adalah presentasi dan wawancara di depan Dewan Pertimbangan Adipura, praktisi pengelolaan sampah dan bidang pemasaran, pejabat KLHK, akademisi perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, serta unsur media massa.
Hal ini sesuai arahan Wakil Presiden, Jusuf Kalla pada saat penyerahan penghargaan Adipura di Siak pada 22 Juli 2016, yang menyampaikan agar adanya aturan dan kriteria yang lebih ketat dalam pelaksanaan program Adipura.
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/ 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, program Adipura diharapkan mampu mendorong penyelesaian berbagai isu lingkungan hidup yaitu Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau, Pemanfaatan Ekonomi dari Pengelolaan Sampah dan RTH.
Selanjutnya, Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Dampak Perubahan Iklim, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Akibat Pertambangan, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, serta Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Rebranding Adipura ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan sistematika ulang Penghargaan Adipura agar mudah dipahami oleh masyarakat. Terlebih isu lingkungan semakin kompleks sehingga harus diiringi dengan peningkatan tata pemerintahan yang berorientasi pada lingkungan. Melalui penyusunan sistematika ulang, dengan fokus tertentu, misalnya orientasi sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk Adipura Buana dan Adipura Kirana yang bersifat visualisasi.
Program Adipura dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya kota-kota di Indonesia yang tidak hanya bersih, hijau, dan sehat, namun juga berkelanjutan dalam mewujudkan kota-kota yang layak huni (livable city). Kota-kota yang berkelanjutan harus mampu mengintegrasikan aspek pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan juga pembangunan lingkungan dengan turut mendorong partisipasi aktif masyarakatnya.
Pada dasarnya reformulasi didasari pada perkembangan praktik kepemimpinan, interaksi sosial dan bukti-bukti lapangan. Dengan bimbingan Dewan Pertimbangan Adipura, Hermawan Kertajaya yang mempunyai ahli marketing tingkat internasional, Penghargaan Adipura diformulasikan menjadi Adipura Buana, Adipura Kirana, Adipura Paripurna dan Adipura Bhakti.
Di mana, pada kurun waktu satu tahun tersebut, pemerintah kota diharapkan menjaga kondisi kota yang bersih, teduh, sehat dan berkelanjutan. Tak hanya pada saat dipantau tim seperti yang terjadi pada kota yang dilaporkan kondisinya kotor oleh masyarakat setelah menerima penghargaan Adipura. (adv)
Editor: Mangindo Kayo