Gubernur Sumbar Pelajari Penanganan Kemiskinan Ekstrem India, Kerjasama Bidang Kesehatan dan Teknologi Informasi juga Dijajaki
INDIA (3/12/2023) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi pimpin rombongan Pemprov Sumbar, belajar pengentasan kemiskinan berbasis graduasi di Indonesia. Kunjungan studi banding ini difasilitasi Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) International.
Kunjungan ini, merupakan tindak lanjut atas kesepakatan awal kerjasama atau Letter of Inten (LoI) antara Pemprov Sumbar dengan BRAC International. Ikut mendampingi Mahyeldi, Kepala Bappeda Sumbar Medi Iswandi dan Kepala Dinas Kesehatan, Lila Yanwar beserta sejumlah staf.
"Bersama rombongan BRAC ini, juga ada tim dari Bappenas RI, Kementerian Dalam Negeri, Pemprov Jawa Barat, Nusa Tengga Barat, Yogyakarta dan Sumbar," ungkap Mahyeldi dalam pesan tertulisnya, Jumat.
Dikatakan, rombongan disambut Duta Besar Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krisnamurthi serta Wakil Duta Besar, Masni Mirza.
BRAC International adalah organisasi pembangunan internasional yang berdiri pada 1972 yang fokus program pada penanganan kesenjangan dan kemiskinan.
Dalam rangka kerja sama penanganan kemiskinan ekstrem di Indonesia, BRAC International mengajak Pemerintah Indonesia, untuk melihat langsung pelaksanaan program penanganan kemiskinan ekstrem di India.
Dalam kunjungan ini, terjadi saling tukar informasi terkait upaya penanganan kemiskinan. Dubes RI untuk India mengatakan, bahwa India saat ini sangat maju di bidang teknologi informasi dan teknologi kesehatan.
Terbukti, di negara-negara besar di Amerika, Eropa, dan Australia, sangat banyak tenaga kerja terdidik dari India di kedua sektor tersebut.
"Pemprov Sumbar juga sangat ingin menjalin kerjasama di bidang kesehatan dan teknologi informasi ini dengan India. Sekaligus menjembatani kerja sama antar universitas kita di Sumbar dengan universitas-universitas unggul di India," ungkap Mahyeldi.
"Alhamdulillah, Ibu Dubes berkomitmen untuk memfasilitasinya," ucap Mahyeldi.
Mahyeldi langsung meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk segera menyiapkan langkah-langkah agar terjalin kerjasama antara Rumah Sakit Pemprov Sunbar dengan beberapa Rumah Sakit terbaik di India.
Adapun terkait kunjungan untuk melihat program penanganan kemiskinan ekstrem di India, Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi menjelaskannya lewat pesan tertulis.
Disebutkan, setelah pertemuan dengan Duta Besar RI di India, Mahyeldi beserta rombongan lainnya dibawa oleh pihak BRAC International ke Provinsi Bihar, dengan jarak tempuh penerbangan sekitar dua jam dari New Delhi.
"Bihar ini terletak di India Timur dan merupakan negara bagian terbesar ketiga di negara ini, di mana berdasarkan populasi, penduduknya mencapai 130 juta jiwa, atau hampir setengah dari penduduk Indonesia," ungkapnya.
"Pada tahun 2006 lalu, daerah ini terkenal sebagai daerah paling miskin dan tertinggal secara ekonomi, tetapi setelah dibantu oleh Bank Dunia dengan berbagai macam program pemberdayaan masyarakat, saat ini Bihar mulai pulih dari status kemiskinan ekstrem," ungkap Medi.
Saat kunjungan di Bihar, sambung Medi, rombongan dan BRAC International difasilitasi oleh Kementerian Pembangunan Desa setempat, untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan masyarakat penerima program selama dua hari.
Dalam diskusi yang berlangsung secara informal tersebut, Mahyeldi terus menggali berbagai keunggulan dalam program pengentasan kemiskinan di Bihar.
"Pada dasarnya, program penanganan kemiskinan di Indonesia dan India itu hampir mirip, tetapi Bihar lebih unggul karena ada pendampingan bagi masyarakat miskin, yang betul-betul fokus dalam menjadikan ibu rumah tangga sebagai target sasaran program," kata Medi.
Medi menerangkan, program pendampingan masyarakat di Bihar berjalan secara terstrukur dengan melibatkan unsur mahasiswa.
Di mana, setiap pendamping mendampingi 30 sampai 35 penerima program, yang wajib dikunjungi setiap pekan, untuk memberikan arahan dan pelatihan usaha produktif untuk meningkatkan perekonomian penerima program.
Selain itu, sambung Medi, penerima program wajib memiliki buku berisi catatan pendampingan, bahkan juga memiliki buku tabungan harian.
Monitoring sendiri dilakukan secara terstruktur dan berjenjang, berbasiskan pada aplikasi teknologi informasi, sehingga penerima program benar-benar dipastikan menjalankan program dengan baik.
"Tidak saja menggali informasi, dalam kesempatan saat melaksanakan Forum Group Discussion yang di hadiri Menteri Pembangunan Desa negara bagian Bihar, gubernur juga memberikan masukan kepada pemerintah setempat dalam hal pengurangan wilayah kantong kemiskinan."
"Terutama sekali dalam hal pembangunan infrastruktur dan sanitasi lingkungan, dimana Sumbar jauh lebih baik."
Selain itu, ungkap Medi, gubernur juga mengundang Pemerintah Negara Bagian Bihar untuk datang ke Sumbar. (adv)
Editor: Mangindo Kayo