Gubernur Sumbar Ingatkan Bahaya Plasenta Akreta di Event Pogu 2024
Sementara pada 2024, sudah tercatat 80 kasus suspek, dengan 55 di antaranya terdiagnosis dan 1 berujung kematian.
"Saat ini, rumah sakit rujukan regional untuk penanganan plasenta akreta dan kasus fetomaternal di Sumatera Barat adalah Rumah Sakit Universitas Andalas. Belum ada yang lain, tentu ini menjadi tantangan bagi kita," ungkap Mahyeldi.
Selain masalah plasenta akreta, kanker serviks juga menjadi tantangan bagi kesehatan reproduksi di Indonesia.
Tentu peran para ahli Obgyn sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Prof Afriwaldi mengungkapkan, kasus plasenta akreta perlu jadi perhatian seluruh pihak.
Sebab, telah menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu melahirkan di Indonesia.
"Melalui forum ini, kita harapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan khusus reproduksi. Agar kualitas layanan di Indonesia menjadi semakin meningkat," harapnya. (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Gubernur Sumbar Jajal Tol Padang-Sicincin dengan Mobil Dinas Pajero BA 1
- Perhiptani Sumbar Gelar Konferwil IV, Ini Arahan dan Target dari Pj Sekda
- Jusuf Kalla Lantik Prof Ganefri jadi Ketua DMI Sumbar, Ini Pesan Pj Sekdaprov
- Jusuf Kalla Lantik Aristo Munandar jadi Ketua PMI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov
- Wamendikdasmen Hadiri Pelantikan Hizbul Wathan Sumbar, Ini Pesannya