Lembaga Negara Bagikan Sembako untuk Turunkan Prevalensi Stunting, PKS: Buang-buang Anggaran
Sedangkan upaya penurunan angka stunting pada bayi di bawah dua tahun, kata Netty, harus dilakukan secara cermat dengan dukungan penuh dari keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Bayi stunting, tegasnya, tidak cukup diberi makanan bergizi semata, tapi perlu perawatan khusus. Antara lain, dengan pemberian pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK).
Kemudian, pangan olahan untuk diet khusus (PDK) yang seharusnya disediakan dan didistribusi oleh pemerintah melalui Puskesmas.
Baca juga: Penanganan Stunting jadi Fokus Musrenbang RKPD Agam Tahun 2025
Oleh karena itu, kata Netty, pembagian Sembako semacam ini, alih-alih menurunkan stunting justru hanya akan memboroskan anggaran negara.
"Selain buang-buang anggaran, ini justru tidak baik untuk kesehatan masyarakat, apalagi kalau jenis-jenis makanan tersebut dikonsumsi Ibu hamil dan menyusui," beber Netty.
Netty mendesak lembaga dan kementerian terkait, mengawasi program bantuan pencegahan stunting yang dilaksanakan unsur pemerintah di daerah-daerah.
"Cegah pelaksanaan program yang tidak tepat sasaran seperti ini. Berikan edukasi ke para pemangku kepentingan dan masyarakat di daerah tentang program apa yang sesuai untuk mencegah dan menurunkan angka stunting," katanya. (*)
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Bupati Pelalawan Diusulkan jadi Penerima PJS Award 2024, Ini Kata Mahmud Marhaba
- Menteri PANRB Berlakukan WFH Tanggal 16 dan 17 April 2024, Ini Ketentuannya
- DPP PJS Bahas Pelaksanaan HUT, Tiga Agenda Besar Dimatangkan
- UPN Veteran akan Gelar UKW Gratis di 5 Provinsi, Ini Link Pendaftarannya
- Ini Link dan Cara Memeriksa Hasil Penghitungan Real Count KPU