DPP IKA Sejarah Unand Gelar HVCE 2021: Hilmar Farid: Masyarakat mulai Kehilangan Nilai Ideal di Era Disrupsi

Rabu, 22 Desember 2021, 10:55 WIB | News | Provinsi Sumatera Barat
DPP IKA Sejarah Unand Gelar HVCE 2021: Hilmar Farid: Masyarakat mulai Kehilangan Nilai...
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid

Pada hari kedua, acara ini terbagi dalam dua sesi dengan topik yang berbeda di setiap sesinya. Sesi pertama dengan topik Kiat Survive dalam menghadapi perkembangan zaman. Pada sesi tersebut, Khairul Jasmi yang jadi narasumber.

Dia menceritakan pengalamannya, memilih jurusan sejarah dengan keterpaksaan. Akan tetapi, banyak hal baru yang dapat dipelajari. Hingga dibalik keterpaksaan tersebut, membuat dirinya justru suka dan senang belajar sejarah. "Pada akhirnya, kita harus menyukai apa yang sudah kita miliki," kata Khairul Jasmi.

Pada sesi yang sama, Undri juga memberikan tips agar dapat tetap bertahan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang kian cepat. Menurutnya, melihat perubahan yang terjadi memang harus dari sudut pandang yang baru, melihat dari sisi lain dan tentu saja dengan pengetahuan yang berkembang.

Undri kemudian mengutip teori survival of the fittest yang jadi populer setelah diulas Charles Darwin. Bahwa, siapa yang paling kuat dan cepat melakukan adaptasi, dia yang mampu bertahan.

Kemudian, pada sesi kedua dengan topik digital entrepreneur diisi empat narasumber. Di antaranya Nasution Syofian, Yogi Yolanda, Rico Sapta Hadi dan Budi Putra. Sesi ini diharapkan dapat bertujuan sebagai wadah pembelajaran untuk mahasiswa sejarah maupun lulusan sejarah, agar bisa mendapatkan kiat-kiat menjadi digital entrepreneur dari para pemateri.

Nasution Syofian sebagai Komisaris Utama AET Travel Indonesia berbagi kisahnya untuk mencapai kehidupan yang sekarang. Dia harus melalui lika-liku yang cukup panjang. Sejak duduk di bangku kuliah, sudah menjalankan berbagai macam usaha dan mengikuti berbagai macam organisasi untuk mendapatkan link.

"Apapun yang diniatkan dalam bekerja dan berusaha, jangan lepas untuk selalu minta doa dari orang tua," kata Nasution memberikan tips.

Rico Sapta Hadi, juga sependapat dengan Nasution. Bahwa, masa perkuliahan adalah masa untuk mulai membentuk diri, memperkuat relasi, mengembangkan kemampuan yang dimiliki, fokus pada tujuan dan jangan malu apalagi ragu, untuk memulai sesuatu.

Yogi Yolanda, Komisaris PT All Indonesia, ikut menjelaskan, apabila untuk mencapai hal yang besar, harus menjalani proses. Karena, segala hal tidak ada yang didapatkan dengan instan. "Mencari orang yang royal itu gampang, namun mencari orang yang cerdas dan berintegritas itu sulit," kata Yogi.

Sesi ini ditutup dengan paparan Budi Putra, Founder dan CEO Ekuator Media. Menurutnya, memperluas ilmu dari membaca buku dan menyediakan waktu bertemu orang lain untuk bertukar pikiran, adalah hal yang harus dilakukan semasa kuliah.

"Hal itu dapat membuka wawasan juga memupuk diri ke arah yang lebih baik," tukas Budi Putra.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: