Desri Ayunda Sampaikan Pemerataan Pembangunan ke Warga Tunggul Hitam
Bahkan, M Basir, salah seorang ketua RW di daerah menegaskan, pihaknya dan warga bertekad mengganti walikota. Pasalnya, pemimpin yang ada sekarang tidak mengayomi seluruh lapisan masyarakat, tetapi hanya untuk kepentingan kelompok mereka saja.
"Ini dibuktikan, saya sudah berusaha memperjuangkan masyarakat, tetapi tidak satupun menuai hasil. Kami yakin, Emzalmi-Desri mampu untuk sejahterakan masyarakat, karena semua partai mendukung mereka," urainya.
Desri Ayunda berterimakasih atas undangan warga untuk bersilaturahmi. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum, Dadok Tunggul Hitam, khususnya Maransi, merupakan daerah rawan banjir. Pasalnya, selain tidak ada drainase yang memandai, di sini masih jalan tanah.
"Jika masyarakat memberikan amanah kepada kami, maka sudah jadi tanggung jawab kami memprioritaskan pembenahan infrastruktur daerah ini. Salah satunya dengan mempercepat penyelesaian proyek Banda Luruih. Sebab, salah satu penyebab banjir di sini, karena belum siapnya proyek Banda Luruih, sehingga air tidak lancar mengalir ke muara sungai," tukuknya.
Ia menegaskan, soal pemerataan penyaluran bantuan bagi masyarakat miskin, itu merupakan roh perjuangan Emzalmi-Desri Ayunda. Bagi pasangan Emzalmi-Desri Ayunda, bantuan hibah dan Bansos bagi masyarakat miskin harus tersalurkan secara berkeadilan, tanpa memandang kelompok, golongan dan firqah tertentu.
"Berdasarkan data yang kami peroleh, angka kemiskinan di Kota Padang mencapai 26 persen. Koto Tangah termasuk salah satu kantong kemiskinan terbesar di Kota Padang. Di samping penyaluran bantuan, pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan program pembenahan ekonomi rumah tangga, yaitu menggalakan industri rumahan," ungkapnya.
Sementara, Masful mengaku terharu, melihat kondisi masyarakat di daerah tersebut. Pasalnya, jalan di daerah tersebut masih cantang parenang, saluran air tidak beres, sementara masyarakat terobsesi dengan pembenahan Pantai Padang yang hanya 1 KM.
"Apakah pembenahan Pantai Padang yang hanya 1 KM itu tolak ukur keberhasilan? Apakah banyaknya penghargaan yang diterima, bisa dikatakan pemimpin itu telah berhasil? Sementara rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, jalannya ke daerah mereka masih tanah, padahal mereka berada dan tinggal di pusat kota," tegasnya.
"Maka dari itu, kami semua partai politik menjatuhkan pilihan untuk mengusung pasangan ideal ini, perpaduan birokrat dan profesional. Kami yakin, mereka bisa melobi pusat untuk mengait dana untuk membenahi kota ini," pungkas Masful berapi-api. (rls/kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Debat Pamungkas Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Berlangsung 3,5 Jam
- Reses Dapil Masa Sidang I ke Kecamatan Nanggalo, Evi Yandri Terima 30 Aspirasi Warga
- LUTD PLN, Wujudkan Mimpi Asmanidar 'Bertemu' Prabowo-Gibran
- Debat Pilkada Padang 2024, Cawakonya Lulusan Luar Negeri, Panelisnya Dosen dan Akuntan
- Kombes Ferry Harahap Wisuda Gelar Doktor Administrasi Publik, Ini Harapan Plt Gubernur Sumbar