Ujian Keimanan dalam Menegakan Kebaikan
*Mochammad Nasrudin
Mari bersama kita merenungi QS An-Nisa; 59; ya ayyuhalladzina aamanu athiulloha wa athiurrosul wa Ulil Amri minkum.
Melalui surat ini, Allah tidak sedang bicara pada manusia secara umum. Tidak juga bicara pada orang muslim secara umum. Namun, bicara kepada kalian kaum beriman. Yang beriman pada Allah dan rosul-Nya dengan sungguh sungguh.
Orang orang beriman, selain diwajibkan taat kepada Allah dan rosul-Nya, juga wajib hukumnya taat pada Ulil Amri. Menurut tafsiran para ulama, ulil amri ini adalah pemimpin yang memegang otoritas kekuasaan dan pemimpin yang memegang otoritas syari'ah.
Melalui kejadian wabah Corona ini, Allah benar-benar menguji kita, menguji keimanan kita. Apakah kita mau mendengarkan perintah Allah, perintah Rosululloh dan perintah Ulil Amri yang menegakkan kebaikan.
Saat ini, pemerintah atau Ulil Amri, telah mengeluarkan produk kebijakan, agar umat Islam selama wabah ini mengancam keselamatan kita, maka jauhi segala bentuk kerumunan massa, demi memutus mata rantai penularan virus Corona yang bisa menulari siapa saja.
Larangan menghindari segala bentuk kerumunan ini, termasuk melarang untuk dilakukan sholat Jumat dan jamaah shalat fardhu di setiap masjid, untuk sementara waktu. Karena bisa membahayakan keselamatan masyarakat, jika penularan ini terjadi secara massif.
Namun, atas kebijakan ini, sebagian masyarakat yang menganggap, hal ini adalah sebuah kebijakan sesat karena melarang umat meninggalkan sholat Jumat yang hukumnya wajib. Anggapan masyarakat ini hanya sekadar dhon atau prasangka yang tidak didasari ilmu.
Mereka hanya semangat beribadah tanpa didasari kajian ilmu yang memadai. Sehingga langsung menuduh, menyesatkan dan lain-lain hanya berdasarkan hawa nafsu mereka.
Sesuatu yang mereka anggap baik, belum tentu baik di mata Allah dan sesuatu yang mereka anggap buruk, belum tentu buruk menurut Allah.
Di sinilah mereka diuji, apakah mereka termasuk orang beriman atau tidak. Salah satu tanda keimanan seseorang adalah bukti ketaatan kepada Allah dan rosul-Nya serta Ulil Amri atau pemimpin.
Sekarang kita uji, apakah pelarangan shalat Jumat sementara di saat ada wabah yang membayakan manusia ini, agar diganti dengan sholat dhuhur, termasuk perintah Allah dan rosul-Nya atau tidak?
*Monas Inspire Institute
Opini Terkait
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi