Kue Talam, Jajanan Berbahan Alami yang Belum Disentuh Teknologi

*Irawati Meuraksa

Selasa, 24 Januari 2023 | Opini
Kue Talam, Jajanan Berbahan Alami yang Belum Disentuh Teknologi

KUE TALAM, pasti sebagian besar dari kita pasti sudah pernah mencicipi jajanan ringan namun mengenyangkan ini.

Kue talam merupakan salah satu camilan yang cukup digemari, baik sebagai camilan disaat santai sembari nonton tv, santai bersama keluarga maupun sebagai teman minum kopi atau teh di sore hari.

Kue yang berwana putih coklat dikenal, karena rasanya merupakan perpaduan antara manis dan gurih, karena terbuat dari bahan dasar ubi kayu dan santan.

Nama kue talam diambil dari wadah membuat/mencetaknya yang berupa loyang bulat tanpa kaki yang dikenal dengan nama talam.

Bentuk kue talam pun cukup unik yakni terdiri dari dua lapis yakni parutan ubi kayu di bagian bawah dan toping yang berasal dari olahan tepung beras dan santan kelapa.

Salah satu pelaku UMKM di Kota Padang yang memproduksi kue talam, Desi Warni mengatakan, resep kue talam diperolehnya dari orang tua yang dulunya juga berjualan kue talam.

"Ibu saya berjualan kue talam sejak tahun 1980, waktu itu pembelinya terbatas hanya tetangga dan warga sekitar," ujar warga kelurahan Bukit Gado-Gado Kecamatan Padang Selatan ini.

Desi menceritakan, untuk membuat satu loyang kue talam, memerlukan waktu hampir satu jam, dimulai dari mengupas, memarut ubi, memarut kelapa hingga proses memasak (dikukus).

Untuk satu loyang kue talam, Desi menjualnya Rp20 ribu. Selain bahan dasar ubi, kue talam juga memiliki beberapa varian, menyesuaikan dengan selera pembeli.

Untuk bagian bawah, ubi diganti dengan beras ketan (pulut), bisa itu pulut hitam ataupun kulit putih, untuk topingnya sendiri diganti ke sarikaya. Ada juga kue talam rasa pandan.

Untuk produksinya, dalam sehari Desi rata-rata membuat 5-10 loyang kue talam per hari, sementara untuk hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 20 loyang.

Halaman:

*Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tamansiswa

Bagikan:
Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed.

Tanggulangi Stunting dengan Edukasi Gizi dan PMT Pangan...

Opini - 03 Mei 2024

Oleh: Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed

Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Opini - 01 Mei 2024

Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Muhammad Fadli.
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar