Maroko dan Mangga Soekarno

*Prof Eka Putra Wirman

Minggu, 18 Desember 2022 | Opini
Maroko dan Mangga Soekarno
Prof Eka Putra Wirman - Guru Besar Ilmu Kalam UIN IB Padang

KATA "Maghrib" dalam keseharian orang Indonesia merujuk kepada salah satu ibadah umat Islam yaitu shalat maghrib. Dalam Bahasa Arab, maghrib berarti tempat tenggelamnya matahari, sedangkan tempat terbitnya matahari disebut dengan masyriq.

Shalat yang dilaksanakan pada waktu matahari tenggelam disebut dengan shalat maghrib. Negara-negara paling ujung tempat tenggelamnya matahari disebut dengan negara Maghribi. Negara Maghrib adalah nama negara Maroko dalam Bahasa Arab.

Secara leksikal, maghrib terasosiasi dengan sesuatu yang berada paling ujung, terakhir, tenggelam, sirna dan menghilang. Apakah asosiasi tersebut juga tepat disematkan kepada bangsa-bangsa maghribi?

Fakta sejarah menjelaskan sebaliknya. Tanah maghribi justru melahirkan para pelopor terdepan dalam berbagai bidang di setiap zaman.

Pada tahun 711 Jenderal Thariq ibn Ziyad bersama pasukannya menyeberangi laut tengah dari semenanjung Sebta (Maroko) dan berlabuh di sebuah bukit yang diberi nama jabal Thariq. Bukit itu kemudian diabadikan menjadi Gibraltar yang saat ini menjadi negara protektorat Inggris di semenanjung Iberia.

Pemuda Maroko ini menjadi pelopor lahirnya negeri Andalusia tempat tumbuh suburnya ilmu pengetahuan melalui universitas-universitas ternama di Granada, Cordoba, Sevilla, Malaga dan Almeria. Sederet nama dosen dan guru besar yang beken menghiasi taman ilmu dan budaya universitas Andalusia seperti Ibn Rusyd, Ibn Thufail dan Ibn Bajah.

Megah dan mewahnya tradisi keilmuan di Andalusia membuat para pelajar dari Eropah terpincut untuk menjadikannya destinasi pendidikan. Tidak terhitung jumlahnya para pelajar Eropah yang menuntut ilmu di Andalusia. Para alumni Andalusia ini kemudian memicu lahirnya renaissance di Eropah dan revolusi industri di Inggris.

Jauh sebelum dunia mengenal perguruan tinggi, seorang Saudagar perempuan Maroko Fatimah al-Fihri pada tahun 857 mendirikan universitas pertama di dunia yang bernama universitas Qarawiyin di kota Fes Maroko.

Universitas Qarawiyin adalah universitas tertua mendahului universitas al-Azhar di Kairo yang berdiri tahun 970. Setelah dua ratus tahun kemudian, Eropah baru mendirikan universitas Bologna Italia tahun 1088, universitas Oxford Inggris tahun 1096 dan universitas Cambridge Inggris tahun 1209.

Sebagai pelopor Pendidikan tinggi di dunia yang masih aktif menjalankan misinya sampai sekarang, universitas Qarawiyin diabadikan dalam Guinness book of Record.

Kepeloporan Maroko juga tidak bisa dilepaskan dari nama-nama besar dan penting lainnya seperti Ibn Battutah (1304-1378) sang penjelajah dunia. Selama 30 tahun Ibn Battutah mendedikasikan hidupnya untuk mengungkap dunia baru jauh sebelum munculnya tokoh-tokoh legendaris seperti Amerigo Vespucci (1454-1512) penemu Amerika, Vasco da Gama (1469-1524) penemu India dan rempah-rempah, Christopher Columbus (1451-1506) penemu Amerika Selatan.

Halaman:

*Guru Besar Ilmu Kalam UIN IB Padang

Bagikan:
Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed.

Tanggulangi Stunting dengan Edukasi Gizi dan PMT Pangan...

Opini - 03 Mei 2024

Oleh: Dr dr Zuhrah Taufiqa MBiomed

Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Opini - 01 Mei 2024

Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Muhammad Fadli.
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar