Maroko dan Mangga Soekarno
*Prof Eka Putra Wirman
Ibn Batutah pernah menjejakkan kakinya di Indonesia pada masa kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik Al Zahir (w: 1383 M).
Tanah maghribi juga melahirkan pelopor filasat sejarah dan peradaban Islam terdepan yaitu Ibn Khaldun (1332-1406) yang dikenal sebagai bapak historiografi dan sosiologi. Buku al-Muqaddimah adalah magnum opus pemikiran sejarah Ibn Khaldun yang menjadi rujukan ilmu politik, sosial dan ekonomi pembangunan. Ibn Khaldun adalah bapak sejarah dunia yang dapat disejajarkan dengan Herodotus dari Yunani.
Dalam tradisi keilmuan Islam, negara maghribi terus memelihara kepeloporan melalui para ulama ternama. Di antaranya adalah Muhammad Ibn Ajurrum As-Sonhaji (w: 1324 M) pengarang kitab Al Muqaddimah Al Ajurrumiyah.
Kitab ini sangat berpengaruh dan berguna bagi para pengkaji bahasa Arab terutama di pesantren tradisional Indonesia. Muhammad ibn Sulaiman al-Jazuli al-Samlali (w: 1465 M), pengarang kitab Dala'il al-Khoirat, yang dibaca rutin di pesantren-pesantren dan komunitas NU.
Tokoh maghribi lainnya, Abu Ishaq asy-Syatibi (w. 1388) adalah pelopor ilmu maqashid syariah yang merupakan filsafat hukum Islam. Langkah Syatibi ini disempurnakan oleh Thahir ibn Asyur di Tunisia dan Allal Fasi di Maroko.
Di era kontemporer kajian maqashid syariah dikembangkan oleh Ahmad Raisuni presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional asal Maroko.
Dalam dunia tasawuf dikenal beberapa pelopor dan pendiri tarekat berasal dari Maroko seperti Sidi Ahmad ibn Muhammad al-Tijani (w.1737 M) pendiri tarekat Tijaniyah di Fes. Abu Hasan Ali al-Syadzili (1196-1258) kelahiran Sebta adalah pendiri tarekat Syaziliyah.
Bahkan tokoh tasawuf falsafi yang paling fenomenal Ibn Arabi (1165-1240) berasal dari Andalusia yang terkenal dengan konsep wihdatul wujud-nya.
Maroko juga memiliki 7 waliyullah (sab'atu rijal) yaitu syekh Yusuf ibn Ali al-sonhaji (w.1196), Qadhi Iyad (w.1149), Abu Qasim Suhaili (w.1185), Abu Abbas Assabti (w.1204) Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuli (w.1465), Sidi Abdul Aziz Taba' (w.1508) dan Sidi Abdullah Ghazwani (w.1515).
Maroko juga sangat kaya dengan padepokan sufi yang disebut dengan zawiyah. Ada ribuan makam para waliyullah yang tersebar di seantero Maroko. Karena itu Maroko juga dikenal dengan istilah mamlakat al-zawaya, alias kerajaan kaum sufi.
Di era modern Maroko selain memunculkan Ahmad Raisuni, Maroko juga melahirkan filosof Mohammed Abid Aljabiri (w: 2010). Trilogi Aljabiri dalam kritik nalar Arab (naqd al-aql al-Arabi) sangat berpengaruh terhadap pemikiran kontemporer di Indonesia.
*Guru Besar Ilmu Kalam UIN IB Padang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi