Manajemen Krisis dalam Government Public Relations

*Zev Hanna Fauziah

Senin, 04 Juli 2022 | Opini
Manajemen Krisis dalam Government Public Relations
Zev Hanna Fauziah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univeristas Andalas

2. Tahap Krisis, melakukan respon awal dengan mencari dan menyiapkan data pendukung dalam pembuatan tanggapan pimpinan (dalam bentuk siaran pers, konferensi pers, hak jawab) tentang krisis di BPK. Adanya point-point yang dipersiapkan dalam teknik respon awal ini, yaitu pertama mengetahui informasi atau menggali permasalahan inti dari hal yang menyebabkan krisis tersebut. Humas juga harus mengetahui pihak mana saja yang akan dihubungi untuk menyelesaikan krisis tersebut. Setelah itu, buat konsep tersebut dan lakukan strategi komunikasi krisis (semua data yang dibuat harus disebarluaskan melalui media). Merespond sebuah krisis harus adanya klarifikasi yang cepat, jelas, dan lugas, serta jawaban klarifikasi harus konsisten. Ketika proses membuat tanggapan, adanya keterlibatan pimpanan saat ingin menaggapi krisis untuk disetujui dan harus diselesaikan dalam satu hari kerja.

3. Tahap Pascakrisis. Melakukan kembali monitoring berita atau memantau topik berita terkait krisis yang telah terjadi. Jika menurun frekuensinya, action plan akan dilaporkan, jika frekuensinya naik lagi maka Kembali ke strategi komunikasi krisisnya dengan membina hubungan erat kepada media atau masyarakat.

Ketika menemukan sebuah isu negative pada media, starategi pertama dilakukan oleh Government Public Relations yaitu, perhatikan media memuat, seperti bagaimana kutipan narasumber, point penting yang dalam media tersebut.

Jika medianya hanya lokal, bisa dibiarkan saja. Namun, jika sampai ke nasional pemberitaan isu tersebut, hal yang terkait harus ditanggapi dengan cepat.

Namun, adanya usaha BPK sendiri dalam pemulihan citra yang positif ke masyarakat dengan melakukan secara rutin Focus Discussion Group atau sosialisasi BPK dengan sasarannya ke sekolah, kampus.

Melakukan Media Workshop

Selain itu, ketika menanggapi sebuah semi krisis yang beredar di masyarakat. Cara menanganinya dengan menjalankan fungsi humas, seperti dengan memberikan pertimbangan kepada orang yang paling berpengaruh untuk menanggapi sebuah pemberitaan, memberikan poin-poin tertentu dan dikembangkan.

Sehingga, akhirnya memberikan klarifikasi. Ketika terjadinya krisis, instansi pemerintah harus sudah memiliki hubungan yang baik dengan media, terjadinya penerapan strategi menajemen krisis ini, sehingga media lokal sendiri tidak ada yang "rusuh" akibat isu yang ada.

Beberapa strategi agar dapat menangani manajemen krisis untuk mempertahankan instansi, seperti menjalin hubungan dengan media (press release, undangan talkshow dan juga workshop wartawan). Terakhir, menganalisis isu terkait instansi yang ditempati, agar dapat diatasi sebelum terjadinya krisis yang mendalam.

Jadi, strategi manajemen krisis untuk menjaga instansi dalam Government public realations yang paling utama dilakukan menganalisis krisis tersebut, memberi klarifikasi dengan cepat, tepat, dan jelas jika.

Selain itu, bekerja sama dengan media agar pemberitaan krisis dalam instansi tersebut tidak semakin meluas. (*)

Halaman:

*Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univeristas Andalas

Bagikan:
Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Opini - 01 Mei 2024

Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Muhammad Fadli.
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar

Nadia Maharani.

Kejahatan Berbahasa di Dirty Vote

Opini - 13 Februari 2024

Oleh: Nadia Maharani