Membangun Indonesia dari Pinggiran Dikuliti
VALORAnews - Tenaga Ahli Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Rusnardi Padjung mengatakan, nawa cipta atau 9 agenda Prioritas Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, salah satunya yakni membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
"Hal itu akan mengatasi masalah kesenjangan yang terjadi sebelum-sebelumnya, baik antara Jawa dengan daerah pulau Jawa, daerah pusat dengan wilayah perbatasan, dan antara kota dengan desa. Untuk itu pemerintah akan mengutamakan pembangunan pinggiran, sesuai dengan nawa cipta tersebut. Hal itu tentunya menjadikan desa tak lagi menjadi latar pembangunan, tapi garda terdepan pembangunan," terang Rusnardi yang membacakan makalah Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Marwan Ja'far yang jadi kenynote speaker dalam seminar dan FGD tentang Membangun Kemandirian Masyarakat Pedesaan, Senin (7/12/2015) di aula FIB Unand.
Pembicara lainnya di seminar dan FGD ini yakni Wakil Rektor IV Unand, Prof Helmi yang merupakan pakar bidang ekonomi kerakyatan. Selain itu, juga ditampilkan peneliti PSH FIB Unand, Zaiyardam Zubir serta Director Institute For Development Of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati dengan moderator, dosen Fakultas Pertanian Unand, Nilla Kristina.
Peserta, ratusan mahasiswa berbagai perguruan tinggi, aktivis NGO, wali nagari dari lima kabupaten di Sumbar serta utusan Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Sumbar dan kabupaten/kota lainnya itu. Usai seminar, dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dipandu aktivis AFTA, Yosnofrizal.
Sebagai pemantik diskusi, dua orang staf di Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi yakni Dr Fujiartanto dan Dani Setiawan MSi. Berbagai persoalan dibahas mulai dari kesiapan pemerintahan desa, konflik kepentingan, persoalan kelembagaan hingga konsep pemberdayaan ekonomi yang terancam digilas masyarakat ekonomi Asean (MEA) yang diberlakukan per 1 Januari 2016 mendatang serta berbagai persoalan yang berdasarkan pengalaman empiris dari masing-masing peserta FGD sesuai dengan pengalaman masing-masing di bidang pemberdayaan masyarakat. (kyo)