PKKMB Universitas Indonesia 2022: Diplomasi Budaya Cegah Tumbuhnya Paham Radikalisme dan Terorisme

Sabtu, 13 Agustus 2022, 15:51 WIB | News | Nasional
PKKMB Universitas Indonesia 2022: Diplomasi Budaya Cegah Tumbuhnya Paham Radikalisme dan...
Produser Film, Aditya Yusma hadir di PKKMB UI 2022 secara luring di Balairung UI pada Kamis (11/8/2022).

Sementara itu, Rektor UI, Prof Ari Kuncoro dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian para Maba UI 2022 yang telah berhasil menembus seleksi masuk kampus terbaik dan paling kompetitif di Indonesia.

Rektor berpesan agar para Maba memaksimalkan peluang emas bagi masa depan mereka untuk belajar, berprestasi, mengabdi, mengembangkan talenta, minat, dan bakat.

Prof Ari Kuncoro juga mengatakan, UI merupakan kampus bersejarah, didirikan pertama kali oleh Hindia Belanda pada tahun 1849. Sejak awal mula berdiri di Tanah Air, UI telah banyak berkontribusi, merawat, dan membesarkan Indonesia Raya.

Rektor UI menyebut sudah banyak tokoh-tokoh besar yang lahir dari UI, mulai dari pahlawan, pengusaha, pejabat, menteri, dan masih banyak lainnya.

Maka dari itu, rektor berharap penuh kepada Mahasiswa UI 2022 yang baru bergabung, untuk dapat melanjutkan tradisi mengharumkan nama baik UI dan Indonesia.

Produser Film, Aditya Yusma hadir di PKKMB UI 2022 secara luring di Balairung UI pada Kamis (11/8/2022).

Dalam Kuliah Umum yang ia berikan pada Pembekalan PKKMB UI 2022 tersebut ia mengangkat materi berjudul "Diplomasi Seni Budaya (Potensi diri, dan Cinta Tanah Air".

Aditya Yusma berharap UI sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) yang menyandang nama negara, menjadi yang terdepan dalam memegang peran penting untuk meningkatkan kecintaan generasi millenial terhadap budaya bangsa yang adi luhung serta senantiasa melestarikan identitas bangsa ini.

Tujuannya guna menjadikan budaya kita menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tidak mengikuti budaya bangsa lain.

Seperti dijelaskan oleh Aditya Yusma, salah satu isu penting dalam menjaga budaya bangsa khususnya batik adalah regenerasi pengrajinnya, didisruptif era saat ini, generasi milenial enggan menjadi pengrajin batik, sehingga perlu gerakan bersama seluruh komponen bangsa untuk menjadikan batik bukan hanya sebagai komoditas industri namun juga budaya yang harus dijaga kelestariannya.

"Batik telah menjadi tamu kehormatan di mancanegara namun batik belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Urgensi akhlak kebangsaan dan kritisnya cinta generasi milenial terhadap budaya bangsa, jangan salahkan jika suatu saat bangsa lain akan mengambil budaya kita," kata Aditya Yusma.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: