Bangun Ekonomi Umat dengan Sedekah

*Dr Emeraldy Chatra Dt Rajo Malano

Jumat, 17 Mei 2019 | Opini
Bangun Ekonomi Umat dengan Sedekah
Dr Emeraldy Chatra Dt Rajo Malano - Pendiri dan Ketua Komunitas Merawahijau

Oleh sebab itu, sejak pertengahan tahun 2018 saya sudah membangun sebuah komunitas yang diberi nama Merawahijau. Anggotanya masih sekitar 50 orang. Belum ada aktivitas ekonomi. Baru sekedar membangun silaturahmi dan kesepahaman. Nanti bila anggota sudah sampai 1.000 orang barulah gerakan ekonomi berbasis sedekah dijalankan. Sekarang badan hukumnya sedang diurus.

Nama Merawahijau dibangun dari kata merawa dan hijau. Merawa itu simbol Minangkabau, dan hijau simbol Islam. Jadi Merawahijau adalah 'nama lain' dari Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi ka Kitabullah (ABS-SBK). Memang cita-citanya membangun ekonomi Islam di Minangkabau supaya ABS-SBK tidak selalu dicap sebagai omong kosong.

Inti gagasannya, ekonomi dibangun dengan sedekah. Digerakan oleh sedekah. Bukan riba. Kalau saja ada 10.000 dari 900.000 penduduk Kota Padang mau bersedekah rutin Rp100 ribu/bulan, tiap bulan Merawahijau akan mendapatkan kucuran dana Rp100 juta. Setahun Rp1,2 miliar.

Wow!...Bayangkan kalau anggota berkembang jadi 100.000 orang. Tentu akan lebih banyak lagi.

Setelah masuk ke komunitas, dana itu jadi milik Allah. Bukan milik siapa-siapa lagi. Bukan milik pemberi sedekah. Bukan pula milik Merawahijau. Pengurus Merawahijau harus mengelola milik Allah itu untuk kemaslahatan umat. Tapi Merawahijau dapat menjadikannya seperti pusako tinggi yang tidak boleh dikurangi, hanya boleh digunakan untuk memperoleh manfaat.

Dana yang terkumpul selanjutnya didistribusikan kembali kepada anggota yang membutuhkan tambahan modal. Bisa berbentuk kerjasama (syirkah), dapat pula berbentuk pinjaman tanpa bunga. Pengguna dana dapat memilih mana yang membuat mereka lebih nyaman. Dana itu juga dapat dihibahkan sebagian untuk anggota yang benar-benar terdesak, misalnya karena sakit atau dapat musibah.

Dengan dana itu Merawahijau dapat pula membantu anggota untuk mendapatkan kendaraan atau rumah tanpa dibebani bunga bank. Merawahijau membelikan untuk anggota yang butuh, kemudian mereka mencicilnya. Tentu harga jadi lebih murah.

Oleh karena uang sedekah yang dikumpulkan anggota tidak dihabiskan untuk konsumsi tentu jumlahnya akan terus bertambah. Uang itu kelak akan menjadi sumber kekuatan ekonomi komunitas karena dapat digunakan untuk membangun berbagai jenis usaha bersama.

Prospek

Saya sangat yakin, kalau ekonomi berbasis sedekah dikembangkan di bumi Minangkabau hidup masyarakat akan berubah. Di Minangkabau ini terdapat lebih 500 nagari. Kalau setiap nagari punya cabang Merawahijau, bank-bank riba yang beroperasi di nagari itu akan kolaps atau merubah sistem operasional mereka menjadi benar-benar syar'i.

Dengan adanya cabang Merawahijau di tiap nagari, kemudian setiap cabang terhubung satu sama lain, Minangkabau akan memasuki era tanpa riba. Sebuah perubahan besar yang kita tunggu selama ini.

Halaman:

*Pendiri dan Ketua Komunitas Merawahijau

Bagikan:
Erison A.W.

Dr Rasidin Diangkat jadi Wali Kota

Opini - 16 Agustus 2024

Oleh: Erison A.W.

Hamriadi S.Sos ST

Putra Daerah di Pusaran Pilkada Bukittinggi

Opini - 16 Juli 2024

Oleh: Hamriadi S.Sos ST

Dosen FISIP Unand.

UKT Mahal, Tak Usah Kuliah

Opini - 20 Mei 2024

Oleh: Dr Emeraldy Chatra