Ke Pedalaman: Berbagi Buku, Berbagi Cerita
*Y Thendra BP
"Buku bisa membuat kita jadi hebat dan membawa ke mana-mana. Tapi kita harus hebat dan menghebatkan yang lain. Jangan jadi matahari, sendiri saja bercahaya, yang lain sangat tergantung kepadanya," ujar Lindo.
Seorang bujang berbaju silek diminta maju ke depan, mengikrarkan bersama-sama:
"Kita harus jadi hebat dan menghebatkan yang lain!"
Suara anak-anak rumah baca Negeri Awan bergemuruh mengikuti ikrar itu. Saya meneguk teh hangat, rasa manis melewati tenggorokan saya.
Tibalah giliran saya bicara. Sejenak saya menebarkan pandang. Beberapa kali saya berserobok mata riang anak-anak.
Saya bertanya kepada mereka, "Apakah adik-adik di sini semua muslim?" Mereka menjawab iya. Saya bertanya kembali, "Apa ayat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad?"
Anak-anak itu kasak-kusuk, hingga seorang anak menyebut Iqro.
"Ya, Iqro, bacalah! Diturunkan kepada manusia yang tidak bisa membaca, di dalam goa yang gelap, di jaman Jahiliyah. Mengapa ayat pertama yang turun bukan makanlah, bekerjalah, jadi orang kayalah?" sambut saya.
Anak-anak tertawa, tersenyum, dan berbisik-bisik. Saya mengusap-usap kumis dan jenggot saya, yang saya biarkan memanjang. Saya jadi merasa seumuran mereka yang riang belajar itu.
Saya menerangkan kepada mereka bahwa membaca itu bisa membuat kita maju dan memajukan peradaban. Lalu saya bertanya kepada mereka, "Ada yang sudah menamatkan satu buku?"
Banyak sekali dari anak-anak itu yang menunjuk tangan. Saya meminta adakah yang mau ke depan, bercerita tentang buku yang telah selesai dibaca.
*Penyair dan Jurnalis Independen
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi