Bencana Dunia, Tanggung Jawab Kita
*Annisa Aulia
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (Q.S. Al-'An'm : 108)
Agama Islam adalah kasih sayang dan cinta sesama, bukan menghujah, tapi membantu. Itu yang selalu dilandaskan dalam islam. Sebaik-baiknya muslim adalah yang memberi manfaat bagi sesama. Islam adalah agama yang loyal untuk aktivitas sosial.
Dompet Dhuafa, lembaga swadaya masyarakat yang berbasiskan islam. Bahkan, untuk pengajuan rujukan bantuan, Dompet Dhuafa Singgalang menekankan pembatasan untuk mustahik perokok. Kita bisa lihat sendiri kerugian dari konsumsi rokok. Candu, penyakit, kemiskinan, dan bahkan berefek moral dari kebiasaan merokok. Hal ini ditujukan semata-mata untuk menanamkan nilai kebaikan bagi mustahik bahwa merokok hanya berefek negatif.
Islam melarang segala bentuk kegiatan merusak diri, namun selalu menekankan menebar manfaat bagi sesama. Berbasis hal itu, Dompet Dhuafa langsung tanggap bencana terhadap kabar duka yang diterima dari negeri jiran, Nepal, tanpa memandang latar kehidupan sosial negara tersebut.
Dua hari berselang dari musibah Nepal, lewat Damage Management Center (DMC), Dompet Dhuafa menerbangkan bala bantuan untuk Nepal. Dan hingga sekarang masih membuka donasi rekening khusus untuk kebencanaan dunia, tanpa peduli isu-isu SARA yang mengaitkan ke-non-islaman Nepal.
Beginilah sikap muslim seharusnya. Untukmu Agama-mu, Untukku Agama-ku. Hakikatnya adalah tidak mengganggu keyakinan orang lain. Tapi bukan berarti kita juga mengabaikan fungsi sosial kita untuk peduli atas duka sesama.
Lupakah kita, saat bencana di tanah air? Saat gempa Padang, Tsunami, Longsor, dan bencana Indonesia lainnya. Siapa yang membantu kita? Apa kita bisa bangkit sendiri tanpa bantuan negara tetangga? Manusia sebagai makhluk sosial, lumrahnya akan selalu membutuhkan orang lain.
Lewat segala macam musibah yang terjadi di dunia, semoga akan selalu mengingatkan kita untuk saling menunjukkan peduli kita, bukan melihat dari perspektif negatif. Biar Tuhan saja yang tahu, tujuan apa yang hendak Ia sampaikan lewat segala macam musibah, dan tugas kita hanyalah melakukan amal bakti penuh kasih sayang antar sesama. (*)
*Marketing Komunikasi Dompet Dhuafa Singgalang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi