Refleksi 40 hari berpulangnya Husni Kamil Manik: MATI MUDA

*Taufiqurrahman

Kamis, 04 Agustus 2016 | Opini
Refleksi 40 hari berpulangnya Husni Kamil Manik: MATI MUDA

Saya tertarik untuk menulis sekelumit hal tentang HKM, bukan karena saya sahabat dekat atau semacamnya. Secara pribadi saya tidak punya kenangan khusus dengan almarhum baik dalam pergaulan pribadi maupun dalam relasi kerja. Saya hanya seorang sahabat jauh yang --diam diam- melihat dari jauh. Melihat perjalanan seorang HKM dari daerah menuju Jakarta, semuanya seperti drama singkat yang memukau semua orang. Ibarat Panggung pertunjukan, aksinya membuat semua penonton terkesima. Dia tidak hanya melangkah dan berlari, tapi dia melompat, bersalto, dan tiba-tiba dia berdiri di tengah panggung yang disaksikan jutaan mata manusia. Tiba-tiba dia berada dalam sorotan kamera, berakrobat, dan ucapannya dikutip di mana-mana.

Saya melihat, sungguh tangan Tuhan telah mengangkatnya ke sana. Sebagai Sang Pengatur dan Skenario terbaik, Allah tahu kapan pentas ini dimulai dan kapan diakhiri. Ketika jutaan mata penonton masih mengarah ke panggung, ketika sorot kamera masih mengarah ke aktor utama. Tiba-tiba sang aktor menghilang dari panggung. Allah mengambilnya saat pentas belum betul-betul berakhir, meninggalkan para musuh dengan pedang terhunus, musuh yang kebingungan, musuh yang kehilangan lawan bertanding, dan penonton yang bertanya-tanya dengan mulut ternganga, "kemana perginya sang aktor?". Sungguh hidup adalah sebuah keajaiban. Dalam hal ini saya bersetuju, bahagialah mereka yang mati muda. (*)

Halaman:
1 2

*Ketua KPU Sijunjung

Bagikan:
Erison A.W.

Dr Rasidin Diangkat jadi Wali Kota

Opini - 16 Agustus 2024

Oleh: Erison A.W.

Hamriadi S.Sos ST

Putra Daerah di Pusaran Pilkada Bukittinggi

Opini - 16 Juli 2024

Oleh: Hamriadi S.Sos ST

Dosen FISIP Unand.

UKT Mahal, Tak Usah Kuliah

Opini - 20 Mei 2024

Oleh: Dr Emeraldy Chatra