Lembaga Zakat, Perantara Umat
*Annisa Aulia
Saya terenyuh, ketika salah satu dari ibu-ibu itu tiba-tiba berdiri mendatangi saya yang tengah asyik memotret suasana pembagian 'Kado Lebaran 100 Janda', Program Ramadhan Dompet Dhuafa Singgalang yang tengah berlangsung di Masjid Al-Bahrain Pasar Pagi, Padang Barat, pada Kamis (30/6/2016).
Seketika tangan saya berhenti memotret dari smartphone yang tengah saya pegang. Si ibu (yang tak sempat saya tanyakan namanya), menyodorkan tangannya, meraih tangan saya serta menyalaminya, dan tak lupa mencium pipi kanan dan kiri saya layaknya anak sendiri.
Mata beliau berkaca-kaca. Ia menarik ujung selendang hitam yang ia kenakan, mengelapkan ke matanya yang tampak mulai berair.
"Nak, makasih banyak yo atas paketnyo, smoga karajonyo berkah, semakin bakambang tampeknyo (Nak, terimakasih ya paketnya, semoga kerjanya berkah, semakin berkembang tempat kerjanya)," suara beliau semakin hilang, kembali ia menarik ujung selendangnya dan melakukan hal yang serupa, mengusapkan ujung selendang itu di kedua matanya, emosinya membuncah, luapan rasa haru itu tak mampu lagi dibendungnya.
Saya hanya terpana saat itu, tak banyak yang bisa saya ucapkan, "Iya bu, semoga paketnya bermanfaat untuk keluarga," kalimat singkat yang entah sempat beliau dengar atau tidak karena suara saya mendadak sama hilangnya seperti suara beliau.
"Makasih banyak nak, salam untuak yang lain," perlahan beliau mengangkat dua kantong yang ia terima, berlalu hilang di keramaian ibu-ibu berstatus janda yang masih menunggu giliran untuk mendapatkan paket yang sama.
Si Ibu meninggalkan saya bersama hati yang terasa kian ngilu. Di sisi lain, saya tengah berada dalam suasana ceria bersama tim dan keluarga besar Hijabersmom Community (HMC) Padang, berbagi sukacita atas kelimpahan rejeki yang diterima dari komunitas ini, yang disalurkan dalam bentuk Kado Lebaran untuk Janda. Namun di sisi lainnya, saya tengah berada di antara ibu-ibu kurang mampu yang menyandang status janda. Entah itu karena ditinggal wafat sang suami, entah itu di tinggal pergi, namun tetap saja ibu-ibu ini kehilangan tonggak nafkahnya, berjuang sendiri membiayai keluarga.
Tukang sayur, tukang cuci, kerja serabutan. Rata-rata itu jawaban yang diberikan para ibu-ibu yang tengah menerima kado lebaran ini. Seketika keyakinan saya berada disini semakin mantap. Bekerja sebagai amil di Lembaga Zakat, yang
jelas-jelas profesinya disebut dalam Alquran. Disini kami mengelola zakat, mengelola sukacita seperti yang dititipkan HMC kepada kami, agar kami mampu menjembataninya untuk berbagi dengan mereka yang kurang mampu, mereka yang ingin mencicipi sukacita yang serupa.
Ya, disinilah fungsi lembaga zakat. Kami memang bukan berperan sebagai pengelola produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang memilih kami. Tapi disini kami 'mengelola amanah umat', mengelola kepercayaan yang dititipkan para donatur kepada kami, agar bisa meneruskan kelebihan rizki yang mereka miliki untuk diteruskan kepada masyarakat lainnya. Melalui lembaga zakat, penyaluran lebih terorganisir, menjangkau sasaran masyarakat kurang mampu yang luput dari pehatian sekitar kita. (*)
*Marcomm Dompet Dhuafa Singgalang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir