Shelter Mustahik

*Musfi Yendra

Kamis, 10 Maret 2016 | Opini
Shelter Mustahik
Musfi Yendra - Pincab Dompet Dhuafa Singgalang

Seorang ibu menggendong bayi usia empat bulan datang kepada kami. Ia terlihat sedih hingga meneteskan air mata. Bercerita tentang keadaan anaknya yang sedang sakit. Bayi mungil itu terlahir dan menderita sakit di retina matanya. Sehingga harus dioperasi.

Kedua orang tuanya telah berusaha mengobati di RSUP M Djamil Padang. Namun dokter di sini angkat tangan. Si bayi harus dirujuk ke RS Cipto Mangungkusumo (RSCM) di Jakarta.

Surat rujukan dan BPJS sudah di tangan. Namun kaki ragu untuk melangkah. Tak ada keluarga yang bisa dituju untuk membantu di Jakarta.

Niat hati hanya satu, anak bisa sembuh. Kemudian datanglah ia ke kantor Dompet Dhuafa Singgalang. Mengadukan nasib.

Dengan cepat tim Dompet Dhuafa Singgalang merespon. Si ibu melihatkan dokumen-dokumen yang harus dibawa. Hanya itu saja yang ada. Tak ada uang untuk berangkat. Apalagi untuk tempat tinggal dan biaya makan selama di Jakarta.

Kasus seperti ini sering kami tangani. Bahkan hampir tiap bulan. Para mustahik kasus kesehatan yang harus dirujuk berobat dari rumah sakit provinsi di Padang, ke ibu kota negara di Jakarta. Kalaupun program pemerintah menjamin kesehatan berobat orang miskin, ya sebatas berobat.

Biaya lain kan tidak ada. Sementara, masalah orang miskin tak selesai hanya berupa surat rujukan saja.

Sebagai lembaga sosial yang mengelola donasi publik, kami memfasilitasi biaya yang tidak ditanggung pemerintah itu. Di antaranya tiket pesawat ke Jakarta, tempat tinggal dan makan selama berobat. Untuk tiket pesawat, biasanya mereka juga dibantu Lazis Semen Padang atau Baznas.

Persis di belakang RSCM, Dompet Dhuafa mengontrak sebuah rumah untuk menampung masyarakat yang berobat ke rumah sakit itu. Termasuk juga yang dirujuk ke RS Harapan kita. Bagi yang menderita jantung bocor.

Kami menyebutnya shelter. Di shelter tersebut, fasilitasnya lengkap dan nyaman. Sehingga mustahik sebagai penerima manfaat, bisa fokus untuk berobat saja. Berapa lama mereka boleh tinggal? Sampai proses pengobatannya tuntas.

Sekali waktu, tahun lalu tepat setelah lebaran, kami dikunjungi pasien ini dan keluarganya. Mereka pulang kampung ke Sumbar untuk berlebaran, walau dalam rawat jalan. Setelah lebaran mereka kembali ke shelter untuk melanjutkan berobat ke Jakarta.

Halaman:

*Pincab Dompet Dhuafa Singgalang

Bagikan:
Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Kesenjangan Pelayanan Kanker: Tantangan dan Harapan

Opini - 01 Mei 2024

Oleh: Dr. Rhandyka Rafli, Sp.Onk.Rad(K)

Muhammad Fadli.
Ketua Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas

Fenomena Politik Keluarga dan Tantangan Demokrasi Kita

Opini - 08 Maret 2024

Oleh: Dr Hary Efendi Iskandar

Dr. Hary Efendi Iskandar

Benarkah Gerakan Kampus Partisan

Opini - 27 Februari 2024

Oleh: Dr. Hary Efendi Iskandar

Nadia Maharani.

Kejahatan Berbahasa di Dirty Vote

Opini - 13 Februari 2024

Oleh: Nadia Maharani