Semangat Selalu Baru!
*Musfi Yendra
Tahun 2015 telah berganti menjadi tahun 2016. Tahun baru Masehi kata orang. Cepat benar waktu berlalu. Setahun kadang terasa seminggu. Karena begitu banyak aktivitas telah berlalu. Belum lama ini juga telah berganti tahun hijriah, 1436 ke 1437 H.
Bagi sebagian besar orang tahun baru memiliki makna mendalam. Terkait dengan capaian kerja, prestasi, target pribadi; bekerja, menikah, bangun rumah, jalan-jalan ke luar negeri, beli ini dan itu. Bagi sebagian lagi pergantian tahun adalah evaluasi diri. Namun hal terpenting yang harus kita sadari dari setiap pergantian tahun adalah pengurangan usia. Ya, umur kita berkurang seiring desahan nafas dan detik putaran jam.
Waktu berlalu adalah hal yang paling jauh dari kita. Menit terlewat tak akan pernah kembali lagi. Kematian menjadi yang paling dekat. Namun, kita tak pernah tahu kapan kita akan mati. Rahasia Illahi. kematian tak memandang usia, tua atau muda, dewasa atau balita, kaya atau miskin.
Pembeda kita dalam menghadapi kematian adalah iman dan takwa. Mati dalam keadaan beriman, husnul khotimah, syurga ganjarannya. Mati dalam keadaan kafir atau bermaksiat, suul khotimah, hidup sia-sia, neraka tempat penampungannya. Allah selalu menghadapkan kita pada dua pilihan. Tinggal kita mau memilih yang mana.
Tahun baru pun akan berlalu, berganti tahun berikutnya. Namun apakah semangat kita memperbaiki diri selalu baru? Atau kita hanya menjalani kehidupan ini biasa-biasa saja hingga menunggu kematian. Entahlah, kembalikan kepada diri sendiri.
Semangat memperbaiki diri tak tergantung dengan pergantian tahun. Apalagi menunggu usia tua, baru bertaubat. Perbaiki diri mestinya selalu kita lakukan setiap waktu. Ketika kesempatan masih ada. Kuncinya adalah kesadaran. Sadar bahwa kehidupan di dunia ini sesaat saja.
Kenikmatan dunia hanyalah fatamorgana. Kehidupan akhirat kekal abadi. Nikmat di syurga tanpa batas. 1 hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia. MasyaaAllah... Jangan berpikir lagi hidup di dunia adalah segalanya.
"Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang hari ini sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat." (*)
*Pincab Dompet Dhuafa Singgalang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi