Mengobati Luka Galodo dengan Hati dan Kelola Pikir
*Ramdalel Bagindo Ibrahim
ALHAMDULILLAH. Aiea Mato dunsanak salingka Marapi-Singgalang la tabaruik dek ramihnya pelayat yang takdziah dengan segala jenjengan; malenggang babuah tangan, bajalan babuah batiah.
Beberapa hari berlalu dalam duka beralih suka itu, musti dirunut juga kisah-kisah lain yang tentunya jadi catatan harian kita; mitigasi galodo dalam makna sesungguhnya.
Kita akui, ndak seorangpun menginginkan ini terjadi, kecuali keyakinan atas nama kehendak-Nya semata.
Negara telah hadir, masyarakat pun amat menunjukkan solidaritas yang tinggi sebagai wujud totalitas empati mereka, pada hampir di semua ruang dan waktu yang ada.
Sungguh amat dipujikan, untuk sebuah gambaran kepedulian yang luar biasa ini, sehingga kita boleh berkata terima kasih semua.
Kesyukuran yang hadir, akan semakin melegakan juga, ketika pengelolaan yang maksimal dapat dilakukan oleh pihak-pihak berkompeten atau atas nama relawan sekalipun.
Di atas semua itu, ada hal yang musti jadi perhatian kita, tak hanya soal distribusi yang telah dikonsumsi (mengenyangkan) juga termanfaatkan (memuaskan) oleh masyarakat terdampak yang ada, yaitu;
1. Penempatan personil (Tim Rescue dan rehabilitasi) pasca galodo yang merata dan padat guna di setiap daerah tèrdampak.
Penempatan ini, musti dilakukan atas pemetaan kebutuhan yang terukur sekali, sehingga tak terlihat penumpukan di satu titik, apalagi (masih ada) kawasan yang terlihat belum terjamah secara maksimal.
2. Pengamanan natura bantuan juga perlu jadi perhatian semua pihak, karena diduga banyak terjadi penyerobotan atas nama kebutuhan, yang semestinya tak perlu terjadi.
3. Soal pencarian korban, yang masih hilang, tentunya dapat diseriusi sekali hingga batas waktu yang sepatutnya.
*Warga Lereang Marapi
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi