Malin Kundang dan Hal-hal di Balik Kematian Kritik
*Muhammad Fadli
Loh, kenapa harus?
Kan itu urusan privacy malin dan sang ibu.
Hehe....perlu diingat lagi, adegan itu berlangsung di kapal, di hadapan penduduk yang berkumpul mendengar kabar si malin pulang.
Bayangkan adegan Malin menendang ibunya seperti di atas panggung prosenium dihadapan penonton yang penasaran.
Sebuah kelakuan buruk, apabila sudah dipertontonkan, maka ia menjadi konsumsi publik.
Apabila yang berkelakukan buruk itu adalah pemimpin, maka publik berhak turut campur. Sebab, pemimpin adalah standar.
Ketika di hadapan publik pemimpin berbuat sesuatu, maka berarti ia sedang mengajarkan publik tentang sesuatu itu.
Malin menendang ibu, berarti ia mengajarkan pada anak buahnya bahwa menendang ibu itu boleh saja dilakukan.
Tak ada anak buah yang mencegah. Sudah tahu pemimpinnya akan cemar nama dihaadapan orang kapungnya, tetap tak dicegah. Celakalah semua.
Pemimpin yang buruk dan rakyat yang diam saja, sama-sama akan mendapat derita.
Versi legenda malinkundang, semua berubah menjadi batu.
*Aktivis Kesenian
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi