Tindakan Kejam pada Hewan dan Refleksi Pendidikan Usia Dini
*Yosi Molina M.Psi, Psikolog*
Di Minangkabau, konsep "raso pareso" mengajarkan pentingnya mempertimbangkan dampak tindakan kita terhadap orang lain atau makhluk lain.
"Raso" mengacu pada rasa atau perasaan, sementara "pareso" adalah periksa atau pertimbangan.
Pertanyaannya adalah bagaimana generasi muda Minangkabau seperti pelaku dalam kasus ini dapat melupakan nilai-nilai ini dan melakukan tindakan kejam tanpa memikirkannya?
2. Kurangnya Empati dan Kesejahteraan Hewan
Dari perspektif psikologi, kurangnya empati terhadap hewan bisa menjadi faktor utama dalam tindakan kejam seperti ini.
Generasi muda yang kurang menerima pembelajaran tentang pentingnya empati terhadap makhluk hidup lainnya mungkin cenderung melihat hewan sebagai objek yang dapat disiksa atau dieksploitasi demi kesenangan mereka sendiri.
Dalam konteks "raso pareso," kurangnya empati adalah tanda bahwa pertimbangan etika dan moral dalam tindakan tidak lagi diperhatikan.
3. Dorongan untuk Mencari Perhatian dan Identitas Budaya
Pelaku mungkin juga merasa dorongan untuk mencari perhatian. Mereka mungkin berpikir bahwa tindakan kejam ini akan menciptakan sensasi dan mendapatkan perhatian dari teman-teman mereka.
Sayangnya, dorongan untuk mencari perhatian ini tidak lagi sejalan dengan nilai-nilai "raso pareso" yang seharusnya memandu tindakan mereka.
4. Membangkitkan Kembali "Raso Pareso"
*Psikolog Klinis Anak
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi