Generasi Stroberi: Tantangan Psikologis dan Strategi Menghadapinya
*Yosi Molina, M.Psi, Psikolog
Kehidupan era modern yang dipenuhi oleh kompleksitas tekanan sosial, kemajuan teknologi yang pesat, dan perubahan yang terus berlanjut, generasi muda telah diidentifikasi dengan istilah yang menarik, yaitu "generasi stroberi."
Nama ini mungkin terdengar unik, namun sebenarnya mencerminkan dinamika yang sangat menarik dalam kelompok ini. Generasi stroberi, pada dasarnya, merupakan perwujudan dualitas yang mengejutkan di antara karakteristik mereka.
Pertama-tama, sebutan "generasi stroberi" mengacu pada sifat-sifat positif yang melekat pada mereka. Mereka dikenal akan kreativitas yang luar biasa, kemampuan untuk berpikir di luar kotak, dan ide-ide inovatif yang mampu menghadirkan solusi baru.
Selain itu, generasi stroberi adalah pemeluk teknologi yang mahir, mereka tumbuh dalam era di mana perangkat teknologi dan informasi tersedia dengan sangat melimpah.
Ini memberi mereka keunggulan dalam memahami dan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat, memungkinkan mereka menjadi agen perubahan dalam dunia yang semakin terkoneksi.
Namun, kecemerlangan ini juga menyembunyikan tantangan yang sering kali terlupakan. Tekanan sosial, yang semakin meningkat dalam era digital dan media sosial, menempatkan generasi stroberi di bawah pengawasan yang konstan.
Tekanan untuk tampil sempurna, memperoleh pengakuan, atau mencapai pencapaian yang luar biasa dapat menimbulkan perasaan tidak pasti dan cemas.
Ekspektasi tinggi dari lingkungan sekitar mereka, terutama dari media sosial, seringkali membuat mereka merasa perlu mempertahankan citra sempurna yang bisa sangat melelahkan.
Tak jarang akhirnya generasi stroberi yang manis ini jadi gampang menangis.
Selama dua tahun terakhir, saya telah beberapa kali menerima klien (di Klinik Inspirasi Consulting Bukittinggi) yang merupakan mahasiswa dan fresh graduate. Mereka menunjukkan indikasi menghadapi tantangan yang khas dari generasi stroberi.
Beberapa di antaranya adalah lulusan dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (Unand), atau masih berstatus sebagai mahasiswa, yang merasakan bahwa kesehatan mental mereka sedang terganggu.
*Psikolog Klinis Anak
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi