Maroko dan Mangga Soekarno
*Prof Eka Putra Wirman
Dalam isu-isu kesetaraan gender dikenal pula seorang tokoh pelopor dari Maroko yaitu Fatimah Mernissi.
Sebulan terakhir ini Maroko kembali fenomenal di dunia, terutama Indonesia melebihi sebelumnya. Maroko terkenal karena menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang berhasil menjadi tim semifinal pada piala dunia Qatar 2022.
Nama-nama semisal Hakim Ziyech, Achraf Hakimi dan Yassine Bounou mulai akrab di lidah dan telinga penggila bola di tanah air. Maroko menjadi the killer of giants Eropah seperti Belgia, Spanyol dan Portugal.
Apakah The Atlas Lions berhasil melangkah lebih jauh menuju final dan bahkan menjadi juara piala dunia Qatar 2022? Waktu yang akan menjawabnya.
Bagaimana dengan Indonesia di mata masyarakat Maroko, apakah juga terkenal seperti halnya Maroko dalam pandangan masyarakat Indonesia belakangan ini?
Jawabannya di luar perkiraan banyak orang, karena ternyata Indonesia lebih dikenal masyarakat Maroko dari pada rakyat Indonesia mengenal Maroko.
Ada dua penyebab masyarakat Maroko sangat mengenal Indonesia bahkan jauh sebelum kemerdekaan. Pertama, kesan mendalam dan menjadi buah bibir masyarakat Maroko terhadap sikap jamaah haji Indonesia yang sangat terpuji, ramah, sabar dan teratur ketika melaksanakan ritual haji di tanah suci.
Faktor kedua, adalah ketokohan Soekarno sebagai penggagas Gerakan non Blok bersama sahabatnya Raja Mohammed V kakek dari Raja Mohammed VI yang sekarang berkuasa di Maroko. Soekarno juga pernah melakukan diplomasi "mangga" dengan mengirimkan ratusan bibit mangga untuk ditanam di perkebunan Maroko.
Sejak itu dikenal "varietas" unik bernama "Mangga Soekarno." Diplomasi pohon mangga ini melahirkan simpati Raja Maroko, dengan menghadiahkan sebuah nama jalan di jantung ibukota Rabat yaitu jalan "Rue Soekarno." (*)
*Guru Besar Ilmu Kalam UIN IB Padang
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi