Riwayat dan Logika dalam Memahami Agama
*Mochamat Nasrudin
Cara berwudhu saat normal dan darurat itu berbeda. Cara sholat saat kondisi normal dan saat kondisi darurat, juga berbeda. Semua ada ilmunya. Gunakan ilmu, bukan logika dan nafsu kita. Karena agama itu riwayat.
Biasakan selektif menerima dan men-share informasi yang tidak jelas kebenarannya. Cek and recheck kebenarannya.
Apalagi terkait hadist nabi. Hindari hadist hadist dhoif selama ada hadist sohih. Biasakan melakukan tarjih terhadap hadist yang kita terima. Jangan langsung dishare. Itu berarti kita ikut menebar kedustaan.
Saya sering melihat, rekan-rekan sangat mengandalkan hadist dhoif sebagai hujjah dan begitu diyakini untuk menguatkan sikapnya. Contohnya hadist tentang ketika Allah turunkan penyakit dari langit pada penduduk bumi, maka Allah akan jauhkan dari orang orang yang meramaikan masjid.
Ini adalah hadist dhoif yang di-share kemana-mana. Hadist dianggap dhoif karena beberapa perawinya lemah, tidak tsiqoh dan mengandung syadz atau kejanggalan.
Sebaiknya, kalau berhujjah gunakan hadist yang kualitasnya sohih. Jadi, kalau ada dua hadist bertentangan,. atara sohih dan dhoif, kita wajib merojih atau memilih yang sohih dan membuang yang dhoif. Ini namanya mentarjih.
Dengan begitu, kita tidak mempengaruhi orang yang membaca tulisan kita atau meyakini pendapat kita ke arah kesesatan, meskipun maksud kita baik.
Semoga bisa dipahami dan bermanfaat.
Wallahu a'lamu bishowab. (*)
*Monas Inspire
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi